Senin, 17 November 2014

pembuatan alat evaluasi

BAB I. PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Secara formal pemdidikan diselenggarakan di sekolah. Hal itu sering dikenal dengan pengajaran, dimana proses belajar mengajar yang  melibatkan banyak factor baik pengajar, pelajar, bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan bersama.Dalam usaha untuk mencapai tujuan itu perlu diketahui apakah usaha yang dilakukan adalah sesuai dengan tujuan.
Oleh karena timbulnya perntanyaan-pertanyaan itu, maka dari itulah beberapa hal tentang alat evaluasi yang  dapat digunakan dalam penialian terhadap anak didik , baik itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat, minat dan perhatian. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pembuatan alat evaluasi, tes menurut tujuannya,& tipe dan bentuk tes. 
BAB II. ISI

PEMBUATAN ALAT EVALUASI, TES MENURUT TUJUANNYA, & TIPE DAN BENTUK TES.

A.    PEMBUATAN ALAT EVALUASI
Ditinjau dari pembuatnya, alat evaluasi dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu alat evaluasi buatan guru dan alat evaluasi terstandar
1.    Alat Evaluasi Buatan Guru
Alat evaluasi buatan guru adalah alat evaluasi yang sengaja dibuat oleh guru, baik tes maupun non tes, yang dipergunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam daerah kognitif, afektif, atau psikomotorik.
Ciri-ciri alat evaluasi buatan guru antara lain:
a.    Evaluasi(tes) buatan guru disusun berdasarkan atas bahan dan tujuan intruksional khusus (TIK) yang telah diruuskan oleh guru dalam satuan pelajaran untuk kelas yang diajar oleh guru tersebut.
b.    Ruang lingkup evaluasi tersebut menyangkut pengetauan atau keteramppilan yang relative sempit.
c.    Biasanya disusun oleh guru yang bersangkutan atau beberapa orang guru dalam bidang study
d.    Soal evaluasi jarang diujicobakan terlebih dahulu
e.    Evaluasi ditujukan kepada siswa dalam kelompoka yang terbatas yang diajar oleh guru( guru-guru) tersebut.
Kegunaan tes buatan guru antara lain bias untuk menentukan penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya dalam waktu tertentu
2.    Alat Evaluasi terstandar
Alat evaluasi terstandar atau alat evaluasi yang dibakukan(standardized) adalah alat evaluasi yang kualitasnya terjamin sehingga hasilnya mencerminkan keadaan kemampuan sebenarnya. Alat evaluasi ini derajar validitas dan reliabilitasnya memadai (tinggi).Begitu pula daya pembeda, tingkat kesukaran, dan efektifitasnya memenuhi kriteria kualitas soal evaluasi yang baik.
Contoh alat evaluasi yang sudah terstandar adlah alat evaluasi yang sudah oleh para ahli psikologi (psikolog), mislanya tes intelegensi tes bakat dan tes minat.
Ciri-ciri alat evaluasi terstandar adalah sebagai berikut ;
a.    Didasarkan atas bahan dan tujuan yang lebih luas ruang lingkupnya daripada tes buatan guru.
b.    Dususun oleh para ahli dan biasanya merupakan tim
c.    Melalui serangkaian uji coba sehingga kriteria alat evaluasi yang baik dapat dipenuhi
d.    Perosedur yang ditempuh biasanya adalah penyusunan, pertimbangan (judgement), uji coba, analisis, revisi dan pengeditan.

B.    TES MENURUT TUJUANNYA

1.    Tes kecepatan ( speed test)
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam hal kecepatan berpikir (kognitif) atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik) maupun hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaran yang telah dipelajarinya.Waktu yang disediakan relatif singkat, sebab yang lebih diutamakan adalah waktu yang minimal dan dapat mengerjakan tes itu sebanyak-banyaknya dengan baik dan benar, cepat, dan tepat penyelesaiannya. Tes yang termasuk kategori tes kecepatan misalnya adalah, tes intelegensi dan tes bongkar-pasang suatu alat

2.    Tes kemampuan ( power test )
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi testi dalam mengungkap kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak dibatasi secara ketat oleh waktu yang disediakan.Kemampuan yang dievaluasi bisa berupa kognitif maupun psikomotorik.
Soal-soal tes kemampuan biasanya relatif sukar, menyangkut berbagai konsep atau pemecahan masalah dan menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala kemampuan, menyangkut daerah kognitif analisis, sintesis, dan evaluasi.

3.    Tes Pencapaian (Achievement Test)
Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi hal yang telah diperoleh dalam suatu kegiatan.Tes hasil belajar, baik itu tes harian (formatif) maupun tes akhir semester (sumatif) bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam suatu kurun waktu tertentu.

4.    Tes Kemajuan Belajar (Assesment Test)
Tes kemajuan belajar meninjau kondisi (keadaan) sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.Tes awal (pre test), yaitu tes yang dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui kondisi awal testi dan tes akhir (post test) sebagai tes pencapaian.Kedua tes tersebut disebut tes kemajuan belajar.Kedua tes tersebut dimaksudkan untuk mengevaluasi kemajuan antara kondisi awal sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan dan kondisi akhir sesudah kegiatan itu dilaksanakan.

5.    Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Tes diagnostik berarti tes yang dilakukan oleh guru yang dimaksudkan untuk mencari dan meneliti kekuatan dan hambatan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah disajikan.

6.    Tes Formatif
Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk (kognitif, afektif, dan psikomotorik) setelah mengikuti suatu program pengajaran.Tes formatif juga dikenal dengan istilah tes (ulangan) harian.
Manfaat lain dari tes formatif ini adalah :
a.    Untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan dalam kegiatan belajar mengajar.
b.    Sebagai penguatan (reinforcement) bagi siswa. Dengan hasil tes formatif yangrata-ratanya baik bias menabah motivasi belajar siswa, sebaliknya bagi siswa yang mendapat nilai kurang baik bias menyadarkan atau memacu dirinya untuk belajar lebih rajin lagi (penguatan negtif).
c.    Sebagai diagnose
d.    Sebagai balikan (feed back ) bagi guru

7.    Tes Sumatif
Tes sumatif berarti tes yang ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa dalam sejumlah materi pelajaran (pokok bahasan) yang telah dipelajari.Tes sumatif ruang lingkup materinya cukup banyak (luas) terdiri dari beberapa pokok bahasan.Tes sumatif sering disebut tes akhir semester. Tes sumatif yang dilaksanakan meliputi beberapa pokok bahasan sebelum tes sumatif pada akhir semester disebut tes sub sumatif.
Manfaat dari tes sumatif adalah :
a.    Untuk menentukan nilai atau prestasi siswa dalam mata pelajaran tertentu
b.    Sebagai alat untuk menentukan prakiraan (prediction)
c.    Sebagai laporan kemajuan (nilai raport/STTB), yang akan berguna bagi orang tua, guru bimbingan penyuluhan, pihak lain dan siswa itu sendiri.

C.    Tipe dan Bentuk Tes
Tes tertulis menurut tipenya dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu tes tipe subyektif (subjective test) dan tes tipe obyektif (objective test)
1.    Tes Tipe Subyektif
Istilah subyektif di sini diartikan sebagai adanya faktor lain di luar kemampuan testi dan perlengkapan instrumen tes yang mempengaruhi proses pemeriksaan dan hasil akhir berupa skor/nilai. Misalnya factor dari guru berupa emosi/perasaan, kecermatan dan kondisi lainnya.faktor dari siswa berupa tulisan, kerapihan pekerjaan.
Bentuk soal tes tipe subyektif adalah bentuk uraian (essay).Hal ini disebabkan karena untuk menjawab soal tersebut siswa dituntut untuk menyusun jawaban secara terurai.Selain harus menguasai materi tes, siswa dituntut untuk bisa mengungkapkannya dalam bahasa tulisan dengan baik.
Penyajian soal tipe subyektif dalam bentuk uraian mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
a.    Pembuatan soal bentuk uraian relatif lebih mudah dan bisa dibuat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Hal ini disebabkan karena jumlah soalnya tidak terlalu banyak.
b.    Karena dalam menjawab soal bentuk uraian siswa dituntut untuk menjawabnya secara rinci, maka proses berpikir, ketelitian, sistematika penyusunan dapat dievaluasi.
c.    Proses pengerjaan tes akan menimbulkan kreativitas dan aktivitas positif siswa, karena tes tersebut menuntut siswa agar berpikir secara sistematik, menyampaikan pendapat dan argumentasi, mengaitkan fakta-fakta yang relevan.

Di samping kelebihan yang dimiliki soal bentuk uraian, ia tidak luput dari kelemahan. Kelemahan soal bentuk uraian antara lain:
a.    Ruang lingkup materi yang disajikan dalam bentuk uraian kurang menyeluruh. Hal ini disebabkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap butir soal cukup banyak, sehingga butir soal yang disajikan sedikit.
b.    Soal tipe uraian, dalam pemeriksaan dan pemberian nilai akhir seringkali dipengaruhi faktor subyektifitas dari pemeriksa atau pemberi nilai, sehingga nilai akhir ada kemungkinan bias, kurang mencerminkan kemampuan sebenarnya.
c.    Pemeriksaan jawaban soal bentuk uraian ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, tetapi harus diperiksa oleh orang yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Bila pemeriksa kurang mengetahui pokok persoalan yang diujikan, akan mengakibatkan hasil pemeriksaan dapat merugikan siswa.
d.    Pemeriksa jawaban tes bentuk uraian cukup rumit sehingga memerlukan waktu yang cukup banyak. Tiap siswa akan memberikan uraian yang berlainan dan bermacam-macam, apalagi jika persoalannya divergen.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan tes bentuk uraian dapat kita tempuh hal-hal berikut :
a.    Hendaknya penulis soal menentukan batasan jawaban yang diharapkan agar jawaban testi tidak terlalu beraneka ragam.
b.    Bahasa yang digunakan diusahakan seefisien mungkin, ringkas, tepat dan langsung pada permasalahannya sehingga mudah dipahami siswa.
c.    Sebaikknya jika kita mengambil soal-soal dari buku, kata-katanya dirubah menurut redaksi penulis soal, jangan langsung dikutif dari sumbenrya
d.    Dalam tahapan pemeriksaaan sebaiknya dilakukan per nomor soal dan buka per siswa
e.    Untuk mengurangi subyektifitas, ada baiknya jika hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kembali kita periksa untuk kedua kalinya setelah beberapa waktu
f.    Sebelum soal-soal tes dujikan, kita mebuat dulu kunci jawaban atau penyelesaiannya, atau peling tidak pokok-pokok jawabannya.
g.    Soal-soal yang akan diujikan sebaiknnya diperbanyak, distensile atau difotokopi dan jangan ditulis di papan tulis atau didiktekakan.


2.    Tes Tipe Obyektif
Istilah obyektif adalah tidak adanya faktor lain yang mempengaruhi proses pemeriksaan pekerjaan testi dan penentuan skor/nilai akhir yang diberikan oleh terter. Jadi benar-benar murni hasil pekerjaan siswa.
Istilah lain dari tes tipe obyektif adalah tes dengan jawaban singkat (short answer test). Dinamakan demikian karena tes ini hanya memerlukan jawaban yang pendek, singkat tapi tepat.Siswa (testi) cukup hanya dengan memberikan tanda silang (X) atau tanda cek (√) saja pada jawaban yang paling tepat yang telah tersedia.

Kelebihan atau keunggulan disajikan soal tipe objektif antara lain :
a.    Proses dan hasil pemeriksaan bersifat objektif sehingga hasilnya sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
b.    Ruang lingkup materi yang diujikan lebih menyeluruh sehingga cukup representatif mewakili materi yang telah dipelajari siswa.
c.    Pemeriksaan tidak harus oleh penyusun soal itu, namun dapat dilakukan oleh orang lain asalkan sudah memahami patokan dalam hal pedoman pemeriksaannya. Komputer pun dapat dimanfaatkan untuk proses pemeriksaan dan pengolahan nilainya.
d.    Jawaban yang benar sudah tertentu dan pasti. Siswa yakin akan jawabannya apabila ia sudah mempelajari bahan yang diujikan, sehingga tidak timbul keraguan pada dirinya dalam hal menentukan jawaban yang tepat.
e.    Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
f.    Ketidakmampuan testi dalam bagian-bagian tertentu pada sebuah konsep atau topik lebih mudah dikenali secara langsung dari jawaban butir soal yang salah.

Tes tipe objektif memiliki kelemahan-kelemahan, diantaranya adalah:
a.    Proses berpikir siswa tidak dapat dievaluasi. Kita tidak tahu apakah siswa bekerja dengan benar, sesuai dengan yang diperintahkan.
b.    Kesempatan testi untuk menerka-nerka cukup besar, sehingga siswa yang tidak belajar pun atau tidak menguasai materi dengan baik, mungkin saja dapat menjawab dengan tepat.
c.    Tes tipe objektif kurang mampu memberikan gambaran sampai sejauhmana daya analisis siswa dan mengemukakan pikiran serta gagasannya.
d.    Pembuatan tes tipe objektif bukan saja sulit namun membutuhkan waktu yang tidak sedikit pula.
e.    Biaya perbanyakan soal dengan tipe obyektif relative lebih mahal dibandingkan dengan tes tipe uraian
f.    Jika pengawasan pada saat ujian berlangsung kurang baik, siswa mudah sekali untuk melakukan kerjasama dengan temannya.

Cara-cara penanngulangan untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada pada tipe tes obyektif :
a.    Soal hendaknya dibuat sederhana dan jangan terlalu kompleks
b.    Agar siswa tidak melihat pekerjaan temannya, hendakanya soal tes tipe ini dibuat cukup banyak dan disediakan waktu secukupnya hingga tidak banyak waktu terluang yang mungkin dipakai untuk kesempatan bekerjasama dengan temannya.
c.    Bahasa yang digunakan harus jelas, tidak berbelit-belit dan langsung pada sasaran
d.    Dalam ragam pilihan ganda (multiple choice), option pengecoh (distractor) dan option kunci semuanya harus berfungsi secara efektif
e.    Khusus dalam matematika jika menghendaki jawaban dalam bentuk isian, maka hasilnya yang diperoleh haruslah dinyatakan dalam petunjukknya yang jelas.
f.    Jawaban untuk tes pilihan ganda sebaiknya merupakan rangkaian yang terletak di akhir kaliat
g.    Jawaban sebaiknya hanya ada satu yang benar
h.    Untuk menghindari spekulasi jawaban testi, jawaban hendaknya tidak terpola
i.    Hendaknya diperhatikan pula penyebaran aspek kognitif pada setiap butir soal yang dibuat.

Menurut bentuknya tes tipe obyektif terdiri dari 4 macam, yaitu: bentuk benar-salah (true false), bentuk pilihan ganda (multiple choice), bentuk menjodohkan (matching item), bentuk melengkapi (completion).
1.    bentuk benar-salah (true false)
Tes bentuk Benar-Salah soalnya disajikan dalam bentuk pernyataan (stem).Pernyataan tersebut mengandung nilai kebenaran Benar (B) atau Salah (S).
Contoh:
Silanglah hurup B jika pernyataan di bawah ini benar atau hurup S jika salah
1.    B-S gradient garis horizontal sama dengan 0
2.    B-S jumlah sudut segitiga adalah 180o

2.    Bentuk pilihan ganda (multiple choice)
Dilihat dari strukturnya, soal pilihan ganda terdiri dari dua bagian, yaitu
a.    pokok soal (stem) yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan dan
b.    sejumlah pilihan atau kemungkinan jawaban (option).
Dari sejumlah pilihan jawaban yang disediakan, hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar, yang disebut kunci jawaban, sedangkan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang lain disebut pengecoh (distractor). Tugas testi (murid, siswa, peserta tes) adalah memilih salah satu di antara jawaban yang tersedia, yang benar atau yang paling benar.

Untuk mempertinggi ketetapan penilaian perlu diperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut.
a.    Pokok soal (stem) yang merupakan permasahan harus dirumuskan secara jelas.
b.    Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
c.    Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
d.    Pada pokok soal sedapat mungkin dicegah perumusan pernyataan yang bersifat negatif.
e.    Alternatif jawaban (option) sebaiknya logis dan pengecoh harus berfungsi.
f.    Diusahakan agar tidak ada “petunjuk” untuk jawaban yang benar.
g.    Diusahakan untuk mencegah penggunaan option terakhir yang berbunyi “Semua alternatif jawaban di atas benar” atau “Semua pilihan jawaban di atas salah”.
h.    Diusahakan agar alternatif jawaban homogen, baik dari segi isi atau materi maupun panjang-pendeknya kalimat (pernyataan).
i.    Apabila alternatif jawaban berbentuk angka (bilangan), susunlah secara berurutan mulai angka terkecil di atas dan yang terbesar di bawah.
j.    Di dalam pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bersifat tidak tentu, seperti kebanyakan, seringkali, kadang-kadang, dan sejenisnya.
k.    Diusahakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung dari jawaban butir soal yang lain.
l.    Dalam merakit soal harus diusahakan agar jawaban yang benar (kunci jawaban) tidak terpola, tetapi letaknya tersebar dan ditentukan secara random.
m.    Penulisan alternatif jawaban diusahakan tersusun dari atas ke bawah, tidak ke samping.

Ragam soal bentuk pilihan ganda telah dikembangkan menjadi lima macam, yaitu:

i.    Pilihan Ganda Biasa
Soal jenis ini terdiri dari stem atau pokok soal berupa pernyataan yang belum lengkap atau kalimat pertanyaan, diikuti oleh empat atau lima alternatif jawaban yang merupakan pelengkap dari pernyataan dalam stem atau jawaban dari pertanyaan dalam stem. Dari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang tersedia hanya ada satu jawaban yang benar. Testi ditugaskan untuk memilih jawaban yang paling tepat dengan cara menyilang atau melingkari abjad alternatif jawaban itu.

ii.    Hubungan Antar Hal
Soal jenis ini terdiri atas dua buah pernyataan yang dihubungkan dengan kata “sebab”.Kedua pernyataan ini dapat benar atau salah, atau dapat juga pernyataan yang satu benar sedangkan yang lainnya salah. Apabila kedua pernyataan itu benar, yang perlu diperhatikan ialah apakah kedua pernyataan itu mempunyai hubungan sebab akibat atau tidak ?
iii.    Analisis (tinjauan) Kasus
Soal dalam ragam ini merupakan suatu uraian yang memuat satu atau beberapa kasus (konsep matematika), siswa (testi) ditugaskan untuk merinci kasus-kasus yang terkandung dalam soal tersebut.Kasus-kasus yang relevan telah diuraikan dalam bentuk option, testi tinggal memilihnya untuk kasus yang benar.Biasanya uraian tersebut merupakan simulasi keadaan nyata, sehingga testi seakan-akan menghadapi keadaan sebenarnya.
iv.    Asosiasi Pilihan Ganda (Pilihan Ganda Kompleks)
Ragam pilihan ganda kompleks bentuknya hampir sama dengan ragam pilihan ganda biasa, yaitu melengkapi pokok soal dengan pilihannya. Hal yang membedakannya dari bentuk yang pertama ialah bahwa dalam ragam pilihan ganda kompleks alternatif jawaban yang benar bisa lebih dari satu.
v.    Membaca Diagram
Ragam pilihan ganda ini bentuknya sama dengan bentuk pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan), perbedaannya terletak pada pokok masalah yakni disajikan dengan menggunakan gambar, diagram, atau tabel.
3.    Bentuk Menjodohkan (Matching Item)
Bentuk ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok pertama berisi stem atau pokok masalah (soal) yang biasanya ditulis di sebelah kiri.Kelompok kedua berisi kemungkinan jawaban atau option.

4.    Bentuk Melengkapi (Completion)
Soal bentuk melengkapi seringkali disebut dengan tes isian singkat atau menyempurnakan. Pada tes bentuk ini testi diminta untuk melengkapi pokok masalah (soal) dengan cara mengisi titik-titik atau tempat kosong sebagai pelengkap kalimat dalam soal. Jadi soal bentuk melengkapi ini disajikan dalam bentuk pernyataan (bukan pertanyaan) yang kalimatnya belum selesai. 
BAB III. PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Ditinjau dari pembuatnya, alat evaluasi dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu alat evaluasi buatan guru dan alat evaluasi terstandar.Alat evaluasi buatan guru adalah alat evaluasi yang sengaja dibuat oleh guru, baik tes maupun non tes, yang dipergunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam daerah kognitif, afektif, atau psikomotorik. Sedangkan Alat evaluasi terstandar atau alat evaluasi yang dibakukan(standardized) adalah alat evaluasi yang kualitasnya terjamin sehingga hasilnya mencerminkan keadaan kemampuan sebenarnya

Menurut tujuannya terdapat 7 jenis tes yaitu :
1.    Tes kecepatan (speed test)
2.    Tes kemampuan test (power test)
3.    Tes pencapaian (achievement test)
4.    Tes kemajuan belajar (assessment test)
5.    Tes diagnostic ( diagnostic test)
6.    Tes formatif
7.    Tes sumatif

Tes tertulis menurut tipenya dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu tes tipe subyektif (subjective test) dan tes tipe obyektif (objective test).Menurut bentuknya tes tipe obyektif terdiri dari 4 macam, yaitu: bentuk benar-salah (true false), bentuk pilihan ganda (multiple choice), bentuk menjodohkan (matching item), bentuk melengkapi (completion).




DAFTAR PUSTAKA


Erman,h S.Ar. 2003. EVALUASI PEMBELAJAN MATEMATIKA untuk    guru dan mahasiswa calon guru matematika. bandung




Tidak ada komentar:

Posting Komentar