Minggu, 16 November 2014

Kisah Umar r.a

Umar Adalah seorang sahabat yang namanya menjadi kebanggaan kaum muslimin hingga hari ini. Karena semangat keimanannya, ia telah menggetarkan hati orang-orang kafir semenjak 1300 tahun yang laluhingga kini. Dahulu sebelum islam, ia sering mengganggu dan menyakiti orang-orang yang masuk islam. Bahkan ia pernah akan membunuh Nabi saw..
Suatu ketika, orang-orang kafir berembug diantara mereka, siapakah yang berani membunuh Nabi saw.. Umar segera menyahut, “aku yang akan membunuhnya.” Mereka berkata, “ya, kamu pantas melakukannya.” Umar pun segera menghunus pedangnya dan pergi untuk membunuh Rasulullah saw.. Di tengah perjalanan, ia menjumpai Sa’ad bin Abi Waqqash r.a., seorang sahabat dari kabilah zuhroh (riwayat lain menyebutkan nama lain). Sa’ad r.a bertanya, “akan ke mana kau, hai Umar?” jawab Umar, “aku akan membunuh Muhammad.” (Na’udzubillahi). Sa’ad r.a. menjawab “jika demikian, Banu Hasyim, Banu Zuhrah dan Banu Abdi Manaf tentu tidak akan berdiam diri, mereka pasti membalas membunuhmu.” Umar terkejut dengan ancaman itu. Umar berkata “ Tampaknya kamu telah meninggalkan agama nenek moyang kita. Jika demikian, kamu akan kubunuh lebih dahulu!” Setelah berkata demikian, Umar menarik pedangnya. Sa’ad r.a menyahut, “Ya, aku memang telah masuk islam!” Umar langsung menghunuskan pedangnya. Namun sebelum bertarung, Sa’ad berkata, “hai Umar, dengarlah terlebih dahulu kabar tentang rumahmu. Saudara perempuanmu dan iparmu juga telah masuk islam.” Mendengar hal itu, Umar sangat marah dan langsung pergi ke rumah saudara perempuannya.
Ketika itu, di rumah saudara perempuan Umar ada Khabbab r.a.. Dengan pintu terkunci, ia sedang mengajar suami istri itu membaca Al-Quran. Tiba-tiba Umar datang dan berteriak agar dibukakan pintu. Mendengan suara Umar, Khabbab r.a. segera bersembunyi dan meninggalkan lembaran suci Al-Quran. Lalu saudara perempuan Umar membukakan pintu. Tangan Umar yang memegang sesuatu langsung dipukulkan ke kepala saudara perempuannya hingga berdarah. Umar berkata, “kamu telah mengkhianati dirimu sendiri, kamu mengikuti agama yang buruk itu!” Dan Umar masuk ke dalam rumah dan bertanya kepada saudara perempuannya, “sedang apa kalian? Dan suara siapa yang kudengar tadi?” iparnya menjawab, “kami sedang mengobrol biasa.’” Umar bertanya, “apakah kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu dan masuk ke agama baru?” jawab iparnya, “bagaimana jika agama itu ternyata lebih baik?” mendengar itu, Umar langsung menarik janggut iparnya dan mendorongnya hingga jatuh, lalu Umar memukulinya sampai puas di atas tanah. Saudara perempuannya berusaha memisahkan mereka, tetapi wajahnya ditampar dengan keras oleh Umar sampai berdarah, padahal ia adalah saudaranya sendiri. Saudara perempuannya berkata, “hai Umar, apakah kami dipukuli hanya karena kami telah masuk islam? Memang kami telah masuk islam, apa saja yang ingin kamu lakukan kepada kami, lakukanlah!” Setelah itu, pandangan mata Umar tertuju pada lembaran-lembaran ayat Al-Quran yang yang tergeletak tertinggal begitu saja. Emosinya mulai mereda, ia merasa malu terasa sikapnya terhadap saudara perempuannya yang telah membuat wajahnya berdarah. Umar berkata, “Ya, sekarang katakanlah, apakah ini?” Saudara perempuannya menjawab, “Kamu tidak suci, dan lembaran ini tidak boleh disentuh oleh tangan yang tidak suci.” Umar pun mendesaknya, namun saudara perempuannya enggan memberikannya jika ia belum mandi dan berwudhu. Setelah mandi, Umar mengambil lembaran-lembaran tersebut dan membacanya. Ternyata di dalamnya berisi surat Thaahaa. Ia terus membacanya hingga ayat 14. Yang artinya
“Akulah Allah. Tiada Tuhan selain-Ku, maka sembahlah Aku, dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.”
Setelah membaca ayat-ayat tersebut, sikap Umar langsung berubah. Ia berkata, “sekarang pertemukanlah aku dengan Muhammad.” Mendengar hal itu, Khabbab r.a. segera keluar dari tempat persembunyiannya dan berkata, “Hai Umar, aku sampaikan kabar gembira untukmu. Kemarin pada malam kamis, aku mendengar Rasulullah saw, berdoa, “Ya Allah, kuatkanlah islam dengar Umar dan Abu Jahal, siapa saja dari keduanya yang lebih engkau sukai(karena kekuatan keduanya sangat terkenal). Dan sekarang telah diketahui bahwa doa Nabi saw, telah dikabulkan, yaitu dirimu.” Setelah kejadian itu, ia dipertemukan dengan Nabi saw, dan ia masuk Islam pada Jum’at Shubuh (Khashash)
Keislaman Umar r.a. merupakan pukulan berat bagi kafir Quraisy. Walaupun demikian, kaum muslimin masih sangat sedikit jumlahnya, sedangkan yang memusuhi mereka tidak hanya orang-orang kafir makkah, bahkan seluruh arab. Keislamannya telah menimbulkan kemarahan besar bagi kaum musyrikin, dan mereka semakin berusaha menghabisi kaum muslimin. Berbagai cara pun dicoba, tetapi kaum muslimin semakin berani, bahkan berani mendirikan shalat di Masjidil-Haram. Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata, “Keislaman Umar r.a. merupakan kemenangan bagi kaum muslimin, dan kekhalifahannya merupakan rahmat bagi kaum muslimin.” (Usudul-Ghabah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar