Kamis, 20 November 2014

tradisi perkawinan di Lombok

Adat perkawinan pada masyarakat Sasak Lombok dikaitkan dengan upacara adat sorong serah aji kerama. Seorang pemuda (terune) dapat memperoleh seorang istri berdasarkan adat dengan dua cara yaitu: pertama dengan soloh (meminang kepada keluarga si gadis); kedua dengan cara merariq (melarikan si gadis), Setelah salah satu cara sudah dilakukan, maka keluarga pria akan melakukan tata cara perkawinan sesuai adat Sasak.

Upacara perkawinan Sasak Lombok sering dikaitkan dengan upacara adat perkawinan sorong serah aji kerama yang merupakan salah satu tradisi yang ada sejak zaman dahulu dan telah melekat dengan kuat serta utuh didalam tatanan kehidupan masyarakat suku Sasak Lombok, bahkan beberapa kalangan masyarakat baik itu tokoh agama dan tokoh masyarakat adat itu sendiri menyatakan bahwa jika tidak melaksanakan upacara adat ini akan menjadi aib bagi keluarga dan masyarakat setempat.
Sorong serah berasal dari kata sorong yang berarti mendorong dan serah yang berarti menyerahkan, jadi sorong serah merupakan suatu pernyataan persetujuan kedua belah pihak baik dari pihak perempuan maupun pihak laki-laki dalam prosesi suatu perkawinan antara terune (jejaka) dan dedare (gadis).
Upacara sorong serah ini merupakan salah satu rangkaian upacara terpenting pada prosesi perkawinan adat Sasak Lombok. Adapun prosesi perkawinan Runutan adalah sebagai berikut:
1. Mesejati
Mengandung arti bahwa dari pihak laki-laki mengutus beberapa orang tokoh masyarakat setempat atau tokoh adat untuk melaporkan kepada kepala desa atau keliang/kepala dusun untuk mempermaklumkan mengenai perkawinan tersebut tentang jati diri calon pengantin laki-laki dan selanjutnya melaporkan kepada pihak keluarga perempuan.
2. Selabar
Mengandung maksud untuk memper maklumkan kepada pihak keluarga calon pengantin perempuan yang ditindaklanjuti dengan pembicaraan adat istiadatnya meliputi aji kerama yang terdiri dari nilai-nilai 33-66-100 dengan dasar penilaian uang kepeng bolong atau kepeng jamaq, bahkan kadang-kadang acara selabar ini dirangkaikan dengan permintaan wali sekaligus.
3. Mengambil Wali
Yang dimaksud dengan mengambil wali adalah mengambil wali dari pihak perempuan bisa langsung pada saat selabar atau beberapa hari setelah pelaksanaan selabar dan hal ini tergantung dari kesepakatan dua belah pihak (kapisuka)
4. Mengambil Janji
Dalam pelaksanaan mengambil janji ini adalah membicarakan seputar sorong serah dan aji kerama sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di dalam desa atau kampung asal calon mempelai perempuan.
5. Sorong Serah
Roh atau Inti dari pelaksanaan proses adat merariq ini adalah Sorong Serah Aji Krame, prosesi ini merupakan pengumuman resmi secara adat bahwa perkawinan seorang laki-laki dan seorang perempuan yang disertai dengan penyerahan peralatan mempelai pihak laki-laki atau yang dikenal dengan piranti-piranti simbul adat. Sebab biasanya jika Prosesi ini tidak dilaksanakn maka kedepannya akan timbul pertanyaan sehingga timbul permasalahan baru secara intern
6. Nyongkolan
Dalam pelaksanaan nyongkolan keluarga pihak laki-laki disertai oleh kedua mempelai mengunjungi pihak keluarga perempuan yang diiringi oleh kerabat dan handai taulan dengan mempergunakan pakaian adat diiringi gamelan bahkan gendang beleq.
Adab dari Nyongkolan akan disaya tampilkan dperiode berikutnya.
7. Bales Ones Nae (Napak Tilas)
Merupakan salah satu tradisi untuk berkunjung ke rumah orang tua perempuan
secara khusus bersama kedua orang tua pihak laki-laki.

Senin, 17 November 2014

pembuatan alat evaluasi

BAB I. PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Secara formal pemdidikan diselenggarakan di sekolah. Hal itu sering dikenal dengan pengajaran, dimana proses belajar mengajar yang  melibatkan banyak factor baik pengajar, pelajar, bahan/materi, fasilitas maupun lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat mekanis saja tetapi mempunyai misi atau tujuan bersama.Dalam usaha untuk mencapai tujuan itu perlu diketahui apakah usaha yang dilakukan adalah sesuai dengan tujuan.
Oleh karena timbulnya perntanyaan-pertanyaan itu, maka dari itulah beberapa hal tentang alat evaluasi yang  dapat digunakan dalam penialian terhadap anak didik , baik itu tentang kemampuan belajar, sikap, keterampilan, sifat, bakat, minat dan perhatian. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pembuatan alat evaluasi, tes menurut tujuannya,& tipe dan bentuk tes. 
BAB II. ISI

PEMBUATAN ALAT EVALUASI, TES MENURUT TUJUANNYA, & TIPE DAN BENTUK TES.

A.    PEMBUATAN ALAT EVALUASI
Ditinjau dari pembuatnya, alat evaluasi dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu alat evaluasi buatan guru dan alat evaluasi terstandar
1.    Alat Evaluasi Buatan Guru
Alat evaluasi buatan guru adalah alat evaluasi yang sengaja dibuat oleh guru, baik tes maupun non tes, yang dipergunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam daerah kognitif, afektif, atau psikomotorik.
Ciri-ciri alat evaluasi buatan guru antara lain:
a.    Evaluasi(tes) buatan guru disusun berdasarkan atas bahan dan tujuan intruksional khusus (TIK) yang telah diruuskan oleh guru dalam satuan pelajaran untuk kelas yang diajar oleh guru tersebut.
b.    Ruang lingkup evaluasi tersebut menyangkut pengetauan atau keteramppilan yang relative sempit.
c.    Biasanya disusun oleh guru yang bersangkutan atau beberapa orang guru dalam bidang study
d.    Soal evaluasi jarang diujicobakan terlebih dahulu
e.    Evaluasi ditujukan kepada siswa dalam kelompoka yang terbatas yang diajar oleh guru( guru-guru) tersebut.
Kegunaan tes buatan guru antara lain bias untuk menentukan penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya dalam waktu tertentu
2.    Alat Evaluasi terstandar
Alat evaluasi terstandar atau alat evaluasi yang dibakukan(standardized) adalah alat evaluasi yang kualitasnya terjamin sehingga hasilnya mencerminkan keadaan kemampuan sebenarnya. Alat evaluasi ini derajar validitas dan reliabilitasnya memadai (tinggi).Begitu pula daya pembeda, tingkat kesukaran, dan efektifitasnya memenuhi kriteria kualitas soal evaluasi yang baik.
Contoh alat evaluasi yang sudah terstandar adlah alat evaluasi yang sudah oleh para ahli psikologi (psikolog), mislanya tes intelegensi tes bakat dan tes minat.
Ciri-ciri alat evaluasi terstandar adalah sebagai berikut ;
a.    Didasarkan atas bahan dan tujuan yang lebih luas ruang lingkupnya daripada tes buatan guru.
b.    Dususun oleh para ahli dan biasanya merupakan tim
c.    Melalui serangkaian uji coba sehingga kriteria alat evaluasi yang baik dapat dipenuhi
d.    Perosedur yang ditempuh biasanya adalah penyusunan, pertimbangan (judgement), uji coba, analisis, revisi dan pengeditan.

B.    TES MENURUT TUJUANNYA

1.    Tes kecepatan ( speed test)
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi peserta tes dalam hal kecepatan berpikir (kognitif) atau keterampilan, baik yang bersifat spontanitas (logik) maupun hafalan dan pemahaman dalam mata pelajaran yang telah dipelajarinya.Waktu yang disediakan relatif singkat, sebab yang lebih diutamakan adalah waktu yang minimal dan dapat mengerjakan tes itu sebanyak-banyaknya dengan baik dan benar, cepat, dan tepat penyelesaiannya. Tes yang termasuk kategori tes kecepatan misalnya adalah, tes intelegensi dan tes bongkar-pasang suatu alat

2.    Tes kemampuan ( power test )
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi testi dalam mengungkap kemampuannya (dalam bidang tertentu) dengan tidak dibatasi secara ketat oleh waktu yang disediakan.Kemampuan yang dievaluasi bisa berupa kognitif maupun psikomotorik.
Soal-soal tes kemampuan biasanya relatif sukar, menyangkut berbagai konsep atau pemecahan masalah dan menuntut peserta tes untuk mencurahkan segala kemampuan, menyangkut daerah kognitif analisis, sintesis, dan evaluasi.

3.    Tes Pencapaian (Achievement Test)
Tes ini dimaksudkan untuk mengevaluasi hal yang telah diperoleh dalam suatu kegiatan.Tes hasil belajar, baik itu tes harian (formatif) maupun tes akhir semester (sumatif) bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam suatu kurun waktu tertentu.

4.    Tes Kemajuan Belajar (Assesment Test)
Tes kemajuan belajar meninjau kondisi (keadaan) sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.Tes awal (pre test), yaitu tes yang dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui kondisi awal testi dan tes akhir (post test) sebagai tes pencapaian.Kedua tes tersebut disebut tes kemajuan belajar.Kedua tes tersebut dimaksudkan untuk mengevaluasi kemajuan antara kondisi awal sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan dan kondisi akhir sesudah kegiatan itu dilaksanakan.

5.    Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Tes diagnostik berarti tes yang dilakukan oleh guru yang dimaksudkan untuk mencari dan meneliti kekuatan dan hambatan siswa dalam memahami materi pelajaran yang telah disajikan.

6.    Tes Formatif
Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk (kognitif, afektif, dan psikomotorik) setelah mengikuti suatu program pengajaran.Tes formatif juga dikenal dengan istilah tes (ulangan) harian.
Manfaat lain dari tes formatif ini adalah :
a.    Untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang disajikan dalam kegiatan belajar mengajar.
b.    Sebagai penguatan (reinforcement) bagi siswa. Dengan hasil tes formatif yangrata-ratanya baik bias menabah motivasi belajar siswa, sebaliknya bagi siswa yang mendapat nilai kurang baik bias menyadarkan atau memacu dirinya untuk belajar lebih rajin lagi (penguatan negtif).
c.    Sebagai diagnose
d.    Sebagai balikan (feed back ) bagi guru

7.    Tes Sumatif
Tes sumatif berarti tes yang ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa dalam sejumlah materi pelajaran (pokok bahasan) yang telah dipelajari.Tes sumatif ruang lingkup materinya cukup banyak (luas) terdiri dari beberapa pokok bahasan.Tes sumatif sering disebut tes akhir semester. Tes sumatif yang dilaksanakan meliputi beberapa pokok bahasan sebelum tes sumatif pada akhir semester disebut tes sub sumatif.
Manfaat dari tes sumatif adalah :
a.    Untuk menentukan nilai atau prestasi siswa dalam mata pelajaran tertentu
b.    Sebagai alat untuk menentukan prakiraan (prediction)
c.    Sebagai laporan kemajuan (nilai raport/STTB), yang akan berguna bagi orang tua, guru bimbingan penyuluhan, pihak lain dan siswa itu sendiri.

C.    Tipe dan Bentuk Tes
Tes tertulis menurut tipenya dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu tes tipe subyektif (subjective test) dan tes tipe obyektif (objective test)
1.    Tes Tipe Subyektif
Istilah subyektif di sini diartikan sebagai adanya faktor lain di luar kemampuan testi dan perlengkapan instrumen tes yang mempengaruhi proses pemeriksaan dan hasil akhir berupa skor/nilai. Misalnya factor dari guru berupa emosi/perasaan, kecermatan dan kondisi lainnya.faktor dari siswa berupa tulisan, kerapihan pekerjaan.
Bentuk soal tes tipe subyektif adalah bentuk uraian (essay).Hal ini disebabkan karena untuk menjawab soal tersebut siswa dituntut untuk menyusun jawaban secara terurai.Selain harus menguasai materi tes, siswa dituntut untuk bisa mengungkapkannya dalam bahasa tulisan dengan baik.
Penyajian soal tipe subyektif dalam bentuk uraian mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
a.    Pembuatan soal bentuk uraian relatif lebih mudah dan bisa dibuat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Hal ini disebabkan karena jumlah soalnya tidak terlalu banyak.
b.    Karena dalam menjawab soal bentuk uraian siswa dituntut untuk menjawabnya secara rinci, maka proses berpikir, ketelitian, sistematika penyusunan dapat dievaluasi.
c.    Proses pengerjaan tes akan menimbulkan kreativitas dan aktivitas positif siswa, karena tes tersebut menuntut siswa agar berpikir secara sistematik, menyampaikan pendapat dan argumentasi, mengaitkan fakta-fakta yang relevan.

Di samping kelebihan yang dimiliki soal bentuk uraian, ia tidak luput dari kelemahan. Kelemahan soal bentuk uraian antara lain:
a.    Ruang lingkup materi yang disajikan dalam bentuk uraian kurang menyeluruh. Hal ini disebabkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap butir soal cukup banyak, sehingga butir soal yang disajikan sedikit.
b.    Soal tipe uraian, dalam pemeriksaan dan pemberian nilai akhir seringkali dipengaruhi faktor subyektifitas dari pemeriksa atau pemberi nilai, sehingga nilai akhir ada kemungkinan bias, kurang mencerminkan kemampuan sebenarnya.
c.    Pemeriksaan jawaban soal bentuk uraian ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, tetapi harus diperiksa oleh orang yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Bila pemeriksa kurang mengetahui pokok persoalan yang diujikan, akan mengakibatkan hasil pemeriksaan dapat merugikan siswa.
d.    Pemeriksa jawaban tes bentuk uraian cukup rumit sehingga memerlukan waktu yang cukup banyak. Tiap siswa akan memberikan uraian yang berlainan dan bermacam-macam, apalagi jika persoalannya divergen.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan tes bentuk uraian dapat kita tempuh hal-hal berikut :
a.    Hendaknya penulis soal menentukan batasan jawaban yang diharapkan agar jawaban testi tidak terlalu beraneka ragam.
b.    Bahasa yang digunakan diusahakan seefisien mungkin, ringkas, tepat dan langsung pada permasalahannya sehingga mudah dipahami siswa.
c.    Sebaikknya jika kita mengambil soal-soal dari buku, kata-katanya dirubah menurut redaksi penulis soal, jangan langsung dikutif dari sumbenrya
d.    Dalam tahapan pemeriksaaan sebaiknya dilakukan per nomor soal dan buka per siswa
e.    Untuk mengurangi subyektifitas, ada baiknya jika hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kembali kita periksa untuk kedua kalinya setelah beberapa waktu
f.    Sebelum soal-soal tes dujikan, kita mebuat dulu kunci jawaban atau penyelesaiannya, atau peling tidak pokok-pokok jawabannya.
g.    Soal-soal yang akan diujikan sebaiknnya diperbanyak, distensile atau difotokopi dan jangan ditulis di papan tulis atau didiktekakan.


2.    Tes Tipe Obyektif
Istilah obyektif adalah tidak adanya faktor lain yang mempengaruhi proses pemeriksaan pekerjaan testi dan penentuan skor/nilai akhir yang diberikan oleh terter. Jadi benar-benar murni hasil pekerjaan siswa.
Istilah lain dari tes tipe obyektif adalah tes dengan jawaban singkat (short answer test). Dinamakan demikian karena tes ini hanya memerlukan jawaban yang pendek, singkat tapi tepat.Siswa (testi) cukup hanya dengan memberikan tanda silang (X) atau tanda cek (√) saja pada jawaban yang paling tepat yang telah tersedia.

Kelebihan atau keunggulan disajikan soal tipe objektif antara lain :
a.    Proses dan hasil pemeriksaan bersifat objektif sehingga hasilnya sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
b.    Ruang lingkup materi yang diujikan lebih menyeluruh sehingga cukup representatif mewakili materi yang telah dipelajari siswa.
c.    Pemeriksaan tidak harus oleh penyusun soal itu, namun dapat dilakukan oleh orang lain asalkan sudah memahami patokan dalam hal pedoman pemeriksaannya. Komputer pun dapat dimanfaatkan untuk proses pemeriksaan dan pengolahan nilainya.
d.    Jawaban yang benar sudah tertentu dan pasti. Siswa yakin akan jawabannya apabila ia sudah mempelajari bahan yang diujikan, sehingga tidak timbul keraguan pada dirinya dalam hal menentukan jawaban yang tepat.
e.    Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
f.    Ketidakmampuan testi dalam bagian-bagian tertentu pada sebuah konsep atau topik lebih mudah dikenali secara langsung dari jawaban butir soal yang salah.

Tes tipe objektif memiliki kelemahan-kelemahan, diantaranya adalah:
a.    Proses berpikir siswa tidak dapat dievaluasi. Kita tidak tahu apakah siswa bekerja dengan benar, sesuai dengan yang diperintahkan.
b.    Kesempatan testi untuk menerka-nerka cukup besar, sehingga siswa yang tidak belajar pun atau tidak menguasai materi dengan baik, mungkin saja dapat menjawab dengan tepat.
c.    Tes tipe objektif kurang mampu memberikan gambaran sampai sejauhmana daya analisis siswa dan mengemukakan pikiran serta gagasannya.
d.    Pembuatan tes tipe objektif bukan saja sulit namun membutuhkan waktu yang tidak sedikit pula.
e.    Biaya perbanyakan soal dengan tipe obyektif relative lebih mahal dibandingkan dengan tes tipe uraian
f.    Jika pengawasan pada saat ujian berlangsung kurang baik, siswa mudah sekali untuk melakukan kerjasama dengan temannya.

Cara-cara penanngulangan untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada pada tipe tes obyektif :
a.    Soal hendaknya dibuat sederhana dan jangan terlalu kompleks
b.    Agar siswa tidak melihat pekerjaan temannya, hendakanya soal tes tipe ini dibuat cukup banyak dan disediakan waktu secukupnya hingga tidak banyak waktu terluang yang mungkin dipakai untuk kesempatan bekerjasama dengan temannya.
c.    Bahasa yang digunakan harus jelas, tidak berbelit-belit dan langsung pada sasaran
d.    Dalam ragam pilihan ganda (multiple choice), option pengecoh (distractor) dan option kunci semuanya harus berfungsi secara efektif
e.    Khusus dalam matematika jika menghendaki jawaban dalam bentuk isian, maka hasilnya yang diperoleh haruslah dinyatakan dalam petunjukknya yang jelas.
f.    Jawaban untuk tes pilihan ganda sebaiknya merupakan rangkaian yang terletak di akhir kaliat
g.    Jawaban sebaiknya hanya ada satu yang benar
h.    Untuk menghindari spekulasi jawaban testi, jawaban hendaknya tidak terpola
i.    Hendaknya diperhatikan pula penyebaran aspek kognitif pada setiap butir soal yang dibuat.

Menurut bentuknya tes tipe obyektif terdiri dari 4 macam, yaitu: bentuk benar-salah (true false), bentuk pilihan ganda (multiple choice), bentuk menjodohkan (matching item), bentuk melengkapi (completion).
1.    bentuk benar-salah (true false)
Tes bentuk Benar-Salah soalnya disajikan dalam bentuk pernyataan (stem).Pernyataan tersebut mengandung nilai kebenaran Benar (B) atau Salah (S).
Contoh:
Silanglah hurup B jika pernyataan di bawah ini benar atau hurup S jika salah
1.    B-S gradient garis horizontal sama dengan 0
2.    B-S jumlah sudut segitiga adalah 180o

2.    Bentuk pilihan ganda (multiple choice)
Dilihat dari strukturnya, soal pilihan ganda terdiri dari dua bagian, yaitu
a.    pokok soal (stem) yang berisi permasalahan yang akan ditanyakan dan
b.    sejumlah pilihan atau kemungkinan jawaban (option).
Dari sejumlah pilihan jawaban yang disediakan, hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar, yang disebut kunci jawaban, sedangkan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang lain disebut pengecoh (distractor). Tugas testi (murid, siswa, peserta tes) adalah memilih salah satu di antara jawaban yang tersedia, yang benar atau yang paling benar.

Untuk mempertinggi ketetapan penilaian perlu diperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut.
a.    Pokok soal (stem) yang merupakan permasahan harus dirumuskan secara jelas.
b.    Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
c.    Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar.
d.    Pada pokok soal sedapat mungkin dicegah perumusan pernyataan yang bersifat negatif.
e.    Alternatif jawaban (option) sebaiknya logis dan pengecoh harus berfungsi.
f.    Diusahakan agar tidak ada “petunjuk” untuk jawaban yang benar.
g.    Diusahakan untuk mencegah penggunaan option terakhir yang berbunyi “Semua alternatif jawaban di atas benar” atau “Semua pilihan jawaban di atas salah”.
h.    Diusahakan agar alternatif jawaban homogen, baik dari segi isi atau materi maupun panjang-pendeknya kalimat (pernyataan).
i.    Apabila alternatif jawaban berbentuk angka (bilangan), susunlah secara berurutan mulai angka terkecil di atas dan yang terbesar di bawah.
j.    Di dalam pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bersifat tidak tentu, seperti kebanyakan, seringkali, kadang-kadang, dan sejenisnya.
k.    Diusahakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung dari jawaban butir soal yang lain.
l.    Dalam merakit soal harus diusahakan agar jawaban yang benar (kunci jawaban) tidak terpola, tetapi letaknya tersebar dan ditentukan secara random.
m.    Penulisan alternatif jawaban diusahakan tersusun dari atas ke bawah, tidak ke samping.

Ragam soal bentuk pilihan ganda telah dikembangkan menjadi lima macam, yaitu:

i.    Pilihan Ganda Biasa
Soal jenis ini terdiri dari stem atau pokok soal berupa pernyataan yang belum lengkap atau kalimat pertanyaan, diikuti oleh empat atau lima alternatif jawaban yang merupakan pelengkap dari pernyataan dalam stem atau jawaban dari pertanyaan dalam stem. Dari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang tersedia hanya ada satu jawaban yang benar. Testi ditugaskan untuk memilih jawaban yang paling tepat dengan cara menyilang atau melingkari abjad alternatif jawaban itu.

ii.    Hubungan Antar Hal
Soal jenis ini terdiri atas dua buah pernyataan yang dihubungkan dengan kata “sebab”.Kedua pernyataan ini dapat benar atau salah, atau dapat juga pernyataan yang satu benar sedangkan yang lainnya salah. Apabila kedua pernyataan itu benar, yang perlu diperhatikan ialah apakah kedua pernyataan itu mempunyai hubungan sebab akibat atau tidak ?
iii.    Analisis (tinjauan) Kasus
Soal dalam ragam ini merupakan suatu uraian yang memuat satu atau beberapa kasus (konsep matematika), siswa (testi) ditugaskan untuk merinci kasus-kasus yang terkandung dalam soal tersebut.Kasus-kasus yang relevan telah diuraikan dalam bentuk option, testi tinggal memilihnya untuk kasus yang benar.Biasanya uraian tersebut merupakan simulasi keadaan nyata, sehingga testi seakan-akan menghadapi keadaan sebenarnya.
iv.    Asosiasi Pilihan Ganda (Pilihan Ganda Kompleks)
Ragam pilihan ganda kompleks bentuknya hampir sama dengan ragam pilihan ganda biasa, yaitu melengkapi pokok soal dengan pilihannya. Hal yang membedakannya dari bentuk yang pertama ialah bahwa dalam ragam pilihan ganda kompleks alternatif jawaban yang benar bisa lebih dari satu.
v.    Membaca Diagram
Ragam pilihan ganda ini bentuknya sama dengan bentuk pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan), perbedaannya terletak pada pokok masalah yakni disajikan dengan menggunakan gambar, diagram, atau tabel.
3.    Bentuk Menjodohkan (Matching Item)
Bentuk ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok pertama berisi stem atau pokok masalah (soal) yang biasanya ditulis di sebelah kiri.Kelompok kedua berisi kemungkinan jawaban atau option.

4.    Bentuk Melengkapi (Completion)
Soal bentuk melengkapi seringkali disebut dengan tes isian singkat atau menyempurnakan. Pada tes bentuk ini testi diminta untuk melengkapi pokok masalah (soal) dengan cara mengisi titik-titik atau tempat kosong sebagai pelengkap kalimat dalam soal. Jadi soal bentuk melengkapi ini disajikan dalam bentuk pernyataan (bukan pertanyaan) yang kalimatnya belum selesai. 
BAB III. PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Ditinjau dari pembuatnya, alat evaluasi dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu alat evaluasi buatan guru dan alat evaluasi terstandar.Alat evaluasi buatan guru adalah alat evaluasi yang sengaja dibuat oleh guru, baik tes maupun non tes, yang dipergunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam daerah kognitif, afektif, atau psikomotorik. Sedangkan Alat evaluasi terstandar atau alat evaluasi yang dibakukan(standardized) adalah alat evaluasi yang kualitasnya terjamin sehingga hasilnya mencerminkan keadaan kemampuan sebenarnya

Menurut tujuannya terdapat 7 jenis tes yaitu :
1.    Tes kecepatan (speed test)
2.    Tes kemampuan test (power test)
3.    Tes pencapaian (achievement test)
4.    Tes kemajuan belajar (assessment test)
5.    Tes diagnostic ( diagnostic test)
6.    Tes formatif
7.    Tes sumatif

Tes tertulis menurut tipenya dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu tes tipe subyektif (subjective test) dan tes tipe obyektif (objective test).Menurut bentuknya tes tipe obyektif terdiri dari 4 macam, yaitu: bentuk benar-salah (true false), bentuk pilihan ganda (multiple choice), bentuk menjodohkan (matching item), bentuk melengkapi (completion).




DAFTAR PUSTAKA


Erman,h S.Ar. 2003. EVALUASI PEMBELAJAN MATEMATIKA untuk    guru dan mahasiswa calon guru matematika. bandung




himpunan

BAB II
HIMPUNANAN

    Definisi Himpunan
Himpunan ( set ) adalah kumpulan dari obyek-obyek yang berbeda.
Obyek yang terdapat didalam himpunan disebut elemen,unsur atau anggota.
Jika A sebarang himpunan, dan x anggota A maka ditulis . Jika x bukan anggota A, ditulis . Himpunan yang tidak mempunyai anggota disebut himpunan kososng (empty set/null set), dinotasikan 0x∈A, x∉A/ . Sekarang, jika A dan B himpunan sehingga Berakibat maka dikatakan bahwa A himpunan bagian B, dinotasikanatau . Jika dan terdapat anggota B yang bukan anggota A, maka Adikatakan himpunan bagian sejati dari B.x∈A x∈BA ⊆B B ⊇A A ⊆B.Selanjutnya dua himpunan A dan b sama jika A dan B memuat elemen yang sama,ditulis A=B. Jadi, untuk membuktikan bahwa himpunan A dan B sama, maka harusditunjukkan bahwa A ⊆B dan B ⊆A.Sekarang kembali pada definisi himpunan. Pernyataan ”sifat khusus” padadefinisi himpunan ternyata tidak mudah didefinisikan secara tepat, tetapi kita tidak perluragu menggunakannya. Jika P menyatakan sifat yang mempunyai arti dan kejelasan untukkoleksi elemen-elemen, maka di tulis {x: P(x)} untuk himpunan semua elemen x yangmemenuhi sifat P. Namun, jika kita mengingkan kekhususan yang elemen-elemennyamemenuhi sifat P, maka ditulis {x∈S : P(x)}, untuk himpunan semua elemen x yangmemenuhi sifat P.

    Penyajian himpunan
    Enumerasi
Jika sebuah himpunan terbatas dan tidak terlalu besar ,kita bisa menyajikan himpunan dengan cara menganumerasi,artinya menuliskan semua elemen himpunan yang bersangkutan diantara dua buah tanda kurung kurawal.Biasanya suatu himpunan diberi nama dengan menggunakan huruf kapaital maupun dengan menggunakan simbol-simbol lainnya..misalnya himpunan A yang berisi 4 anggota , 1,2,3, dan 4 dapat ditulis sebagai berikut :
A { 1 , 2 ,3 4 }.

    Simbol-simbol baku
Beberapa himpunan yang khiusus dituliskan dengan simbol-simbol yang sudah baku.Terdapat sejumlah simbol baku yang berbentuk hurf tebal yang biasa digunakan untuk mendefinisikan himpunan yang sering digunakan antara lain :
P : Himpunan bilangan bulat positif { 1 , 2 ,3 ,...}.
N :himpunan bilangan asli { 1 , 2 ... }.
Z :Himpunan bilangan bulat negatiif { ....,- 1 , -2 ,-3,- 4.... }.
Q :Himpunan bilangan rasional
R :Himpunan bilangan riil
C :Himpunan bilangan kompleks

Himpunan yang universal disebut semesta dan disimbolkan dengan U .Himpunan U harus disimbolkan secara ekplisit dan diarahkan berdasarkan pembicaraab.Contoh :
U : { 1 , 2 ,3 ,4,5 } dan A adalah himpunan bagian dari U ,dengan A { 1 ,3 ,5 ...}.

    Notasi pembentuk himpunan
Cara lain menyajikan himpunan adalah dengan notasi pembentuk himpunan .Dengan cara penyajian ini himpunan dinyatakan dengan menulis syarat yang harus dipenuhi oleh anggotanya .
Notasi { x   |   syarat yang harus dipenuhi oleh x }
Aturan yang digunakan dalam penulisan syarat keanggotaan :
    Bagian dari kiri tanda “ | “ melambangkan elemen himpunan
    Tanda “ | “ dibaca dimana atau sedemikian sehingga
    Bagian dikana tanda “ | “ menunjukkan syarat keanggotaan himpunan
    Setiap tanda ‘ , ‘ didalam syarat keanggotaan dibaca sebagai dan.

Contoh :
    P   = {x   |   x   himpunan   bilangan   asli   antara   7   dan   15}
(Maksudnya  P   ={8,9,10,11,12,13,14})
    Q = { t |  t bilangan asli}
 (Maksudnya Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,…
    R = { s | s2-1=0, sbilangan real}
(Maksudnya R = {-1,1})

    Diagram Venn
Diagram vennmenyajikan himpunan secara grafis.Didalam diagram venn,himpunan semesta (U) digambarkan sebagai suatu segi empat sedangkan himpunan lainnya digambarkan sebagai lingkaran didalamsegi empat tersebut.Anggota suatu himpuna berada didalam lingkaran,sedangkan anggota himpunan yang lain berada didalam lingkaran yang lain pula.Ada kemungkinan kedua himpunan mempunyai anggota yang sama,dan hal ini digambarkan dengan lingkaran yang saling beririsan.Anggota U yang tidak termasuk anggota himpunan manapun digambarkan diluar lingkaran.
Contoh :
Misalkan U = {1,2,.....,7 },A = {1,2,3,5 },dan B { 2,5,6,8 },ketiiga himpunan tersebut digambarkan dalam diagram venn dibawah ini :





    U    A           B

            1    2    8    7
            3    5    6    4           
               
                       

    Kardinalitas
Definisi 2.2 : sebuah himpunan dikatakan berhingga ( finite set ) jika terdapat n elemen berbeda ( distinct ) yang dalam hal ini n adalah bilangan bulat  tak negatif .
Sebaliknya himpunan tersebut dinamakan tak berhingga ( infinite set ).
Misalkan A merupakan himpunan berhingga ,maka jumlah elemen berbeda didalam A disebut kardinal dari himpunan A .


Notasi; ( n (A) atau  | A | )
Contoh :
    A = { x | x merupakan bilangan prima yang lebih kecil dari 20 },maka  | A |  = 8 ,dengan elemen-elemen A adalah 2,3,5,7,11,17,19.
    B = { kucing ,a , Amir, 10, paku } maka  | B |  = 5, dengan elemen-elemen B ( yang berbeda ) adalah kucing,a,Amir,10, paku.
Himpunan yang tiifak berhingga mempunyai kardinal tidak berhingga pula .
Sebagai contoh himounan bilangan real mempunyai jumlah anggota tidak berhingga ,maka  | R |  = ∞ ,begitu juga himpunan bilangan bulat tak-negatif ,himpunan yang melalui titik pusat koordinat dan lai sebagainya.


    Himpunan Kosong
DEFINISI 2.2 : Himpunan yang tidak memiliki satupun elemen atau himpunan dengan kardinal =0 disebut himpunan kosong ( empety set ).
Notasi = ∅ atau {}
Contoh :
    E = { x  | x < x , maka  | E | =0
    P = { Orang indonesia yang pernah kebulan },maka p | p |  = 0
Himpuna {{}} dapat juga ditulis sebagai { ∅ } begitu pula himpunan { {} ,{ {} } } dapat juga ditulis sebagai { ∅ ,{ ∅ } }.
    Himpunan Bagian ( Subset )
Sebuah himpunan dapat merupakan bagian dari himpunan lain. Anggota yang dikandung didalam himpunan tersebut juga terkandung didalam himpounan yang lain .
DEFINISI 2.3 : Himpunan A dikatakan himpunan bagian ( subset ) dari himpunan B jika dan hanya jika setiap elemen A merupakan elemen dari B .Dalam hal ini B dikatakan superset dari A.
Notasi : A ⊆ B .

A ⊆ B digambarkan dengan diagram Venn seperti dibawah ini :


                B
            A
       
                   
           
Contoh :
    { 1,2 3 } ⊆ { 1,2,3,4,5 }
    { 1,2,3 } ⊆ { 1,2,3 }
    N ⊆Z⊆  R ⊆ C
TEOREMA 2.1 : Untuk sembaran himpunan A berlaku hal-hal sebagai berikut :
    A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri
    Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A ⊆ ( ∅⊆A )
    Jika A⊆ B dan B⊆C ,maka A ⊆C
Contoh :
Tunjukkan bahwa A { a,b,c } adalah himpunan bagian sebenarnya dari B { a,b,c,d,e,f}
Penyelesaian :
Untuk menunjukkan bahwa A adalah himpunan bagian sebenarnya dari B ,perlihatkan bahwa setiap elemen didalam A juga elemen didalam B dan sekurang-kurangnya ada 1 elemen B yang tidak terdapat didalam A.
Setiap elemen dari A adalah juga elemen dari B sehingga A ⊆ B.Sebaliknya d ⊆ B tetapi d ⊈ A ,oleh karena itu A ⊈ B .Dengan demikian ,A adalah himounan bagian sebenarnya dari B ,kita tuliskan A⊂ B .

    Himpuna Yang Sama
Dua buah himpunan mungkin saja sama yaitu semua anggota didalam kedua himpunan tersebut sama,meskipun urutannya didalam himpunan tidak sama.
DEFINISI 2.4. Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika keduanya mempunyai elemen yang sama .Dengan kata lain, A sama dengan B jika A adalah himpunan bagian dari B dan B adalah himpunan bagian dari A.Jika tidak demikian, maka kita katakan A tidak sama dengan B.
Notasi : A = B ↔ A ⊆B dan A ⊆ B
Contoh :
    Jika A : { 0,1 } dan B : { x | x ( x-1 ) = 0 }, maka A = B
    Jika A : { 3,5,8,5 } dan B : { 5,3,8 }, maka A = B
    Jika A : { 3,5,8,5 } dan B : { 3,8 }, maka A ≠B
    Himpunan Yang Ekuivalen
Dua buah himpunan dapat mempunyai kardinal yang sama meskipun anggotanya kedua himpunan tersebut tidak sama .Kita katakan kedua himpunan tersebut ekuivalen.
DEFINISI 2.5 . Himpunan A dikatakan ekuivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal dari kedua himpunan tersebut sama.
Notasi : A~ B↔|A| = |B|

Contoh :
Jika A : { 1,3,5,7 } dan B : { a,b,c,d } ,maka : A~ B sebab|A| = |B| = 4

    Himpunan Saling Lepas
Dua buah himpunan mungkin saja tidak memiliki anggota yang sama satu buah pu.Kedua himpunan tersebut dikatakan saling lepas ( disjoint ).

DEFINISI 2.6. Dua himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika keduanya tidak memiliki elemen yang sama.
Notasi : A // B
 Diagram Venn yang menunjukkan himpunan yang saling lepas adalah sebagai berikut :

                U

        A        B
   
           
           

Contoh :
Jika A : { x | x ∈ P , x < 8 } dan B : { 10,20,30,....},maka A // B

    Himpunan Kuasanan
Himpunan kuasa dari suatu himpunan mengandung semua himpunan bagian dari himpunan yang dimaksud.

DEFINISI 2.7. Himpunan kuasa ( power set ) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A,termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri.
Notasi : P (A) atau 2A

Contoh :
    Jika A : { 1,2 }, maka P (A) = { ∅ , {1},{2},{1,2}}
    Himpunan kiasa dari himpunan kosong adalah P (∅) = { ∅} ,dan himpunan kuasa dari himpunan { ∅ } adalah P ( {∅} ) = { ∅ ,{ ∅ }}

    Operasi Terhadap Himpunan
Jenis operasi yang lazin digunakan terhadap himpunan adalah operasi irisan ( intersection) ,gabungan ( union ) ,komplemen, selisih ( difference ), perkalian kartesian ( cartesian product ) dan beda – setangkup ( symmetric difference ).

    Irisan ( intersection )
DEFINISI 2.8.Irisan ( Intersection ) dari himpunan A dan B adalah sebuah himpunan yang setiap elemennya merupakan elemen dari himpunan A dan Himpunan B.
Notasi : A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B }.

Diagram Venn untuk A ∩ B adalah sebagai berikut :

    U    A        B   


                   
Jika dua himpunan saling lepas maka irisannya adalah himpunan kosong,karena tidak ada elemen yang sama yang terdapat didalam kedua himpunan tersebut.
Contoh :
    Jika A = { 2,4,6,8,10 } dan B = { 4,10,14,18 } ,maka A ∩ B = { 4 , 10 }
    Jika A = { ( x,y ) | x + y = 10 ,x,y ∈ R } dan B = { ( x,y ) | x – y = 3 ,x,y ∈R },maka A ∩B = { ( 5,2 ) ,yang merupakan titik potong garis x+ y =7 dan x – y = 3.
    Jika A = { 3,5,9 } dan B { -2 , 6 } , maka A ∩B=∅ ,artinya A // B.

    Gabungan ( Union )
DEFINISI 2.9.Gabungan ( Union ) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota himpunan A atau Himpunan B .

Notasi : A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈B }

Diagram Venn untuk A ∪Badalah :

    U    A        B   


                   
               
           


Contoh :
Jika A = { 2,5,8 } dan B = { 7,5,22, } , maka A ∪ B = { 2,5,7,8,22, }

    Komplemen ( Complemen )
DEFINISI 2.10. Komplemen dari suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta U adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen U yang bukan elemen A.

Notasi : Ä€ = { x | x ∈ U dan x ∈ A }
Diagram Venn untuk Ā adalah :

    U               


                   
        A       
       

Contoh :
Misalkan U = { 1,2,3,....,9 }
    Jika A = { 1,3,7,9, } ,maka Ä€={ 2,4,6,8 }
    Jika A = { x | x / 2 ∈ P,x < 9 } ,maka Ä€ = { 1,3,5,7,9 }

    Selisih ( difference )
DEFINISI .2.11. Selisih dari dua himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan elemen dari A tetapi bukan elemen dari B .Selisih antara A dan B dapat juga dikatakan sebagai komplemen himpunan B relatif terhadapa Himpunan A.
Notasi : A – B = { x | x ∈A dan x ∈B }= A ∩B.
Elemen dari sembarang himpunan A terhadap semesta U dapat juga didefinisikan sebagai Ä€ = U – A



Diagram venn untuk A – B adalah :

    U    A        B   


                   
               
       
    Beda setangkup ( Symmetric difference )
DEFINISI 2.12.Beda setangkup dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang elemennya ada pada himpunan A atau B ,tetapi tidak pada keduanya .
Notasi : A + B = ( A ∪ B ) = ( A – B ) ∪( B – A )
Diagram venn untik A + B adalah :

    U    A        B   


                   
               
Cotoh :
    Jika A = { 2,4,6 } dan B = { 2,3,5 } ,maka A + B = { 3,4,5,6 } .

    Perkalian Kartesian ( cartesian produc )
DEFINISI 2.13. Perkalian kartesian dari himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya semua pasangan berurutan yang dibentuk dari komponen pertama dari himpunan A dan komponen kedua dari himpunan B.
Notasi : A x B = { (a,b ) | a ∈A dan b ∈B }

    Penerapan Operasi Himpunan
    Operasi himpunan dapat dilakukan terhadap 2 atau lebih himpunan .Dalam hal ini kita melakukan perampatan operasi himpunan dengan menggunakan dasar perampatan yang ada pada operasi aritmatika biasa .
Misalkan :
A1,A2,A3,...An merupakan himpunan ,maka :
A1 ∩A2 ∩A3 ∩….An= ⋂_(i=1)^n▒A_i
A1∪A2 ∪A3 ∪……An= ⋃_(i=1)^n▒A_i
A1 × A2 × A3 × .........An = 〖×i〗_(i=1)^n Ai
A1 + A2 + A3 + ............An = +_(i=1)^n Ai

Contoh 1 :
A1 = { 0,2,3 }
A2 = { 1,2,3,6 }
A3 = { -1,0,3,9, }
Maka :
⋂_(i=1)^3▒A_i  = {3} dan ⋃_(i=1)^n▒A_i = { -1,0,1,2,3,6,9, }

Contoh 2 :
Misalnya A = { 1,2 } ,B { a,b } ,dan C { α,β } ,maka
A x B x C = { (1,a,α ),( 1,a,β),( 1,b,α),( 1,b,)β,( 2,a,α),( 2,a,β),( 2,b,α),( 2,b,β )


    Hukum –Hukum Aljabar Himpunan
    Terdapat beberapa sifat yang berlaku pada operasi antara dua himpunan atau lebih.Sifst-sifat terdebut dinyatakan dalam kesamaan himpunan ( set identitis ) .
Kesamaan tersebut diberi nama “ hukum “ yang menyatakan bahwa bila dua himpunan atau lebih dioperasikan maka hukum-hukum yang mengatur operasi tersebut berlaku.

Tabel hukum-hukum Aljabar Himpunan :
    Hukum Idenitas
    A ∪ ∅ = A
    A ∩ U=A        Hukum Null/dominasi
    A ∩∅=A
    A ∪ U = A
    Hukum Koplemen:
    A ∪Ä€ = U
    A ∩Ä€ = ∅        Hukum Idempoten :
    A ∪A=A
    A ∩A=A
    Hukum involusi :
( A ̿ ) = A        Hukum Penyerapan ( absorpsi )
    A ∪( A ∩B )=A
    A ∩( A ∪B )= A
    Hukum Komutatif
    A ∪B=B ∪A
    A ∩B=B ∩A         Hukum asosiatif :
    A ∪( B ∪C )=( A ∪B )∪C
    A ∩( B ∩C )=( A ∩B )∩C
    Hukum Distributif :
    A ∪( B ∩C )=( A ∪B )∩( A ∪C )
    A ∩( B ∪C )=  ( A ∩B )∪( A ∩C )        Hukum De Morgan :
    (A ∩B ) ̅ = (A ) ̅∪ B ̅
    (A ∪B ) ̅ = A ̅∩B ̅
    Hukum 0/1 ( atau huklum koplemen 2)
    ∅ ̅   = U
    (U ) ̅ = ∅   
    Prinsip Dualitas
    Prinsip dualitas banyak ditemukan pada beberapa situasi .Prinsip ini menyatakan bahwa dua konsep yang berbeda dapat dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang benar.

DEFINISI 2.14. ( Prinsip Dualitas Pada Himpunan ) .Misalkan S adalah suatu kesmaan yang melibatkan himpunan ( set identiti ) dan operasi-operasi seperti ∪ ,∩,dankoplemen.Jika S^⃰  diperoleh dari S dengan mengganti ∪menjadi∩,∩ menjadi ∪ , ∅ menjadi U ,dan U menjadi ∅ ,sedangkan komplemen dibiarkan menjadi seperti semula ,maka kesamaan S^⃰  juga benar dan disebut dual dari kesamaan S.

Tabel Dualitas Dari Hukum-Hukum Aljabar Himpunan :
    Hukum identitas
A ∪ ∅ = A     Dualnya :
 A ∩ U = A
    Hukum Null / Dominasi:
A ∩∅ = ∅    Dualnya :
A ∪ U = U
    Hukum Koplemen
A ∪Ä€ = U    Dualnya :
 A ∩Ä€ = ∅
    Hukum idempote
A ∪A=A      Duaalnya :
A ∩A=A
    Hukum penyerapan
A ∪ ( A ∩B )=A    Dualnya :
A ∩( A ∪B )= A
    Hukum Komutatif
A ∪B=B ∪A    Dualnya :
A ∩B=B ∩A
    Hukum Asoaiatif
A ∪(B∪C)=( A ∪B )∪C    Dualnya :
A ∩( B ∩C )=( A ∩B )∩C
    Hukum distributif
A ∪( B ∩C )=( A ∪B )∩( A ∪  )    Dualnya :
A ∩( B ∪C )=( A ∩B )∪( A ∩C )
    Hukum De morgan
(A ∪B ) ̅ = A ̅∩ B ̅    Dualnya :
(A ∩B ) ̅ = A ̅∪ B ̅
    Hukum 0/1
∅ ̅ = U    Dualnya :
(U ) ̅ = ∅


    Prinsip Inklusi – Eksklusi
    Penggabungan dua buah hipunan menghasilkan himpunan baru yang elemen-elemennya berasal dari himpunan A dan himpunan B.Himpunan A dan himpunan B mungkin memiliki elemen-elemen yang sama ,banyaknya elemen bersama antara S dan B adalah | A∩B|. Setiap unsur yang sama itu telah dihitung dua kali ,sekali pada | A | dan sekali pada | B | ,meskipun seharusnya dianggap sebagai satu buah elemen didalam | A ∪B | .Karena itu,jumlah elemen hasil penggabungan seharusnya adalah jumlah elemen dimasing-masing himpunan dikurangi dengan jumlah elemen didalam irisannya ,atau :
| A ∪B| = |A| + | B | - |A ∩B| 
Prinsip ini dikenal dengan nama prinsip inklusi-eksklusi.Sejumlah lemma dan teorema yang berkaitan dengan prinsip ini dituliskan sebagai berikut :

LEMMA 2.1 .Misalkan A dan B himpunan berhingga yang saling lepas ( disjoint ) maka | A ∪B| = |A | + | B |

TEOREMA 2.3 .Misalkan A dan B adalah himpunan berhingga ,maka | A ∪B| berhingga dan |A ∪B|= |A| + |  B|-|  A∩|
Dengan cara yang sama ,maka dapat dihitung jumlah elemen hasil operasi beda setangkup ,yaitu | A + B | = |A| + |B| - 2 | A ∩B| .


 Contoh :
Misalkan :
A = Himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3,
B = Himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5,
A ∩B= himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3 dan 5( yaitu himpunan bilangan bulat yang habis dibagi oleh KPK dari 3 dan 5 )

Yang ditanyakan adalah | A ∪B|
Terlebih dahulu harus dihitung
|A| = [100/3] = 33,
|B| = [100/5] = 20
| A ∩B| = 100/15 = 6
Unttuk mendapatkan
| A ∪B| = |A| + |B| - | A ∩B|  = 33 + 20 – 6 = 47
Jadi ada 47 buah bilangan yang habis dibagi oleh 3 atau 5.

TEOREMA 2.4. Misalkan A,B dan C adalah himpunan berhingga,maka | A ∪ B∪| berhingga dan
| A ∪B∪C | = |A| + |B| +| C |- | A ∩ B | -| A∩ C| - | B∩ C | - | +|  A∩ B ∩C |


    Partisi
DEFINISI 2.15. Partisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A1,A2,....dari A sedemikian sehingga:
    A1 ∪A2 .... = A ,dan
    Himpunan bagian A ,saling lepas ,yaitu A ∩B  = ∅ ,untuk i ≠j



    Pembuktian Proposisi Himpunan
    Proposisi himpunan adalah pernyataan yang menggunakan notasi himpunan.Pernyataan dapat berupa kesamaan,misalnya “
A ∩(B∩C)=(A∩B)∪(A∩C) adalah sebuah kesamaan himpunan,atu dapat berupa implikasi seperti “ jika A ∩B= ∅  dan A ⊆ ( B ∪C )  maka selalu berlaku bahwa A ⊆ C “.
Beberapa metode yang digunakan untuk membuktikan kebenaran proposisi himpunan ,antara lain :
    Pembuktian dengan menggunakan diagram venn
    Pembuktian dengan menggunakan tabel keanggotaan
    Pembuktian dengan menggunakan aljabar himpunan
    Pembuktian dengan menggunakan definisi

    Himpunan Ganda
    Himpunan yang elemennya boleh berulang ( tidak harus berbeda ) disebut himpunan ganda ( multi set ) .contohnya : { a,a,a,b,b,c, } ,{ 2,2,2 } ,{2,3,4},{ } adalah himpunan ganda.
Definisi operasi pada himpunan ganda adalah sebagai berikut :
DEFINISI 2.16. Misalkan P dan Q adalah himpunan ganda :
     P ∪Qadalah suatu himpunan ganda yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas maksimum maksimumelemen tersebut pada himpunan P dan Q.
Contoh :
Jika P = { a,a,a,c,d,d } dan Q = { a,a,b,c,c },maka P ∪Q= ( a,a,a,b,cc,dd, }
    P ∩ Q adalah suatu himpunan ganda yang multiplisitas elemennya sama dengan multiplisitas minimum elemen tersebut pada himpunan P dan Q.
Contoh :
Jika P = { a,a,a,c,d,d } dan Q = { a,a,b,c,c } ,maka P ∩Q={a,a,c}
    P – Q adalah suatu himpunan ganda yang multiplisitas elemennya sama dengan
    Multiplisitas elemen tersebut pada P dikurangi multiplisitasnya pada Q ,jika selisihnya positif.
    0,jika selisihnya nol atau negatif.

Contoh :
Jika P { a,a,a,b,b,c,d,d,e } dan Q { a,a,b,b,b,c,c,d,d,f } maka P – Q =
 { a,e }
    P + Q ,yang didefinisikan sebagai jumlah ( sum ) dua buah himpunan ganda ,adalah suatu himpunan ganda yang multiplisitas elemennya sama dengan penjumlahan dari multi plisitas elemen tersebut pada P dan Q .
contoh :
Jika P = { a,a,b,c,c } dan Q { a,b,b,d, } maka P + Q = { a,a,a,b,b,c,c,d }

LOGIKA MATEMATIKA

BAB I
PENDAHULUAN

    Latar Belakang
Logika tradisional adalah logika yang mempelajari hanya sebagai bagian dari metode filsafat. Sementara logika simbolik adalah logika yang dipelajari untuk membangun keterampilan penalaran ilmiah. Dalam percakapan sehari-hari, kata logika berarti “menurut akal”. Ungkapan yang sering kita dengar seperti : “alasan yang dikemukakannya itu logis”. Sedangkan sebagai istilah, logika berarti suatu metode atau teknik yang digunakan untuk meneliti ketepatan penalaran. Ketepatan penalaran adalah kemampuan untuk menarik konklusi (kesimpulan) yang tepat dari bukti-bukti yang ada.
Logika merupakan studi penalaran, secara membahas apakah suatu penalaran benar. Logika berfokus pada hubungan antara pernyataan-pernyataan yang dipertentangkan dengan isi pernyataan tertentu. Penalaran adalah suatu bentuk pemikiran. Bentuk-bentuk pemikiran, mulai dari yang paling sederhana adalah : (1) pengertian atau konsep; (2) proposisi atau pernyataan; dan (3) penalaran.

    Tujuan
    Mahasiswa memahami dan mampu mengembangkan kalimat, mengevaluasi kalimat.
    Mahasiswa memahami dan mampu Memahami pengertian proposisi.
    Mahasiswa memahami kuantor, tabel kebenaran.





BAB II
PEMBAHASAN

    PERNYATAAN DAN KALIMAT MATEMATIKA
Ketika seorang ahli matematikan akan membuktikan atau memutuskan situasi yang dihadapi, maka ia harus menggunakan sistem logika. Demikian pula hanya dengan para programer komputer, tidak lepas dari kaidah-kaidah logika.
Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran. Penalaran adalah suatu bentuk pemikiran yang masuk akal. Untuk menyampaikan pemikiran tersebut seseorang menggunakan kalimat. Banyak bentuk kalimat dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam matematika hanya akan dipelajari kalimat yang mempunyai arti saja, yaitu :
    Kalimat pernyataan
    Kalimat terbuka
    Kalimat bukan pernyataan

Contoh 1:
    Gunung Krakatau terletak di Jawa Barat (pernyataan)
    Lima adalah bilangan genap (pernyataan)
    X adalah bilaangan kuadrat (kalimat terbuka)
    2 + a = 10 (kalimat terbuka)
    Mari kita pergi bersama-sama (bukan pernyataan)
    Wah cantik sekali gadis itu (bukan pernyataan)

    Pernyataan (Proposisi)
Ayam jantan itu berkokok.
Pada proposisi di atas :
    Ada pengertian yang menerapkan tentang pengertian lain.
“Berkokok” menerangkan tentang “ayam jantang”. Pengertian menerangkan disebut predikat Pdan pengertian yang diterangkan disebut subyek S.
S : ayam jantan ; P : berkokok
Jika kata “itu” atau fungsi yang menerangkan itu diberi tanda = maaka pola proposisi itu ditulis: S=P
    Kalau terjadi pengingkaran, maka proposisi yang terbentuk: “ ayam jantan itu tidak berkokok”, dan pola proposisinya: S ≠ P.
    Apabila pada proposisi di atas terjadi pengakuan bahwa ayam jantan itu memang berkokok, atau ayam jantan itu tidak berkokok, berarti “memang benar ayam jantan itu berkokok” atau tidak berkokok.

Jadi, jelas bahwa proposisi (pernyataan) memiliki sifat benar atau salah.

Definisi : pernyataan adalah suatu kalimat yang bernilai benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar atau salah.

Proposisi yang berdasarkan obserfasi (data) empirik, disebut proposisi empirik. Sedangkan proposisi mutlak, yaitu sifat kebenaran atau kesalahannya langsung di terima oleh pemikiran kita. Misalnya: air mendidih suhu 100C (proposisi empirik) dan janda adalah wanita yang pernah kawin (proposisi mutlak).
Nilai kebenaran suatu pernyataan tergantung pada kebenaran atau ketidak kebenaran realitas yang dinyatakannya. Kebenaran berdasarkan realitas disebut kebenaran faktual. Sedangkan benar atau salahnya suatu pernyatan disebut nilai kebenaran pernyataan itu.



Contoh 2:
    Rasa air laut asin.
    Putri memakai sepatu
    2 adalah bilanga prima.
    Jakarta terletak di pulau jawa dan ibu kota RI

Contoh 2a, 2b, dan 2c adalah pertanyaan yang hanya menyatakan pemikiran tunggal, sedangkan contoh 2d adalah pertanyaan majemuk.
 Pernyataan yang menyatakan pikiran tunggal disebut pernyataan sederhana, sedangkan pernyataan yang terdiri dari beberapa pernyataan sederhana dengan bermacam-macan kata hubung disebut pernyataan majemuk.
Lambang-lambang yang umumnya dipakai untuk menyatakan suatu pernyataan dalam logika adalah :
    Huruf, p, q, r, …  untuk menyatakan suatu pernyataan.
Contoh 3:
p: hari ini cerah
q: 2 + 3 = 5

    B, T, atau 1 untuk menyatakan nilai benar.
S, F, atau 0 untuk menyatakan


    Kalimat Terbuka, Peubah (Variabel), Konstanta, dan Penyelesaian Kalimat Terbuka (Pengulangan).
pengertian:
    Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat fariabel dan menjadi pernyataan jika fariabel tersebut di ganti kostanta dari himpunan semesta.
Contoh 4
    Kotak P merupakan daerah pariwisata.
    2 + x = 8

    Variabel adalah lambang untuk menunjukan anggota sebarang dari himpunan semesta.
Contoh 5:
        + 6 = 1  (    adalah variabel)
    x – 2 = 5 (x adalah variabel)

    Konstanta adalah lambang untuk menunjukan anggota tertentu dalam himpunan semesta.
Contoh 6 :
    Rumah … di Bandung
Jika … diganti dengan Putri maka Putri disebut konstanta dalam himpunan semesta manusia. Kebenaran pernyataan “Rumah Putri di Bandung” tergantung pada realitasnya.
    x – 2 = 5
Jika x diganti dengan 7 maka pernyataan 7 – 2 = 5 bernilai benar dan 7 disebut konstanta.

    Himpunan Penyelesaian suatu Kalimat Terbuka
Untuk memahami himpunan penyelesaian suatu kalimat terbuka, perhatikanlah contoh-contoh berikut ini.
Contoh 7 :
2x – 1 < 5; x ∈ {0, 1, 2, 3, 4, 5}
Kalimat tersebut menjadi pernyataan yang benar jika x diganti 0, 1, dan 2.
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {0, 1, 2}.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa :
    Penyelesaian suatu kalimat terbuka adalah konstanta-konstanta pengganti variabel yang menyebabkan kalimat terbuka tersebut menjadi pernyataan yang benar.
    Himpunan yang memuat semua penyelesaian yang mungkin disebut himpunan penyelesaian.

    SISTEM LAMBANG LOGIKA PROPOSISIONAL
Lambang-lambang proposisi tertentu, baik proposisi tuunggal maupun majemuk, biasanya menggunakan “variabel proposisional” yaitu  p, q, atau r dan seterusnya, misalnya :
    Proposisi Tunggal:
q:  Saya tidak tinggal di Bandung…………………….    (1)
p: Saya kuliah di UI…………………………………...    (2)
    Proposisi Majemuk :
Saya kuliah di UI atau saya tinggal di Bandung……..    (3)
Saya kuliah di UI dan saya tinggal di Bandung………    (4)
Pernyataan majemuk (3) dan (4) masing-masing dapat ditulis dengan lambang sebagai berikut :
(3) p atau q
(4) p dan q
Kata “atau” dan “dan” yang menghubungkan p dan q disebut kata “perekat” atau kata hubung. Kata perekat tersebut merupakan operator proposisional dalam logika. Ada lima operator proposisional.






Perhatikan tabel berikut :
No. urut    OPERATOR    Arti dalam Bahasa Sehari-hari
    Nama    Lambang   
1.    Negasi     ~    Tidak, bukan, dan sebagainya
2.    Konjungsi     ˄    Dan, tetapi, meskipun, walaupun, dan sebagainya
3.    Disjungsi     ˅    Atau
4.    Implikasi/Kondisi    →    Jika…. Maka…
5.    Biimplikasi     ↔    Jika dan hanya jika…. Maka..

    INGKARAN ATAU NEGASI SUATU PERNYATAAN
Jika p adalah suatu pernyataan maka ingkaranya dinotasikan sebagai ~p atau –p atau p ̅. Apabila pernyataan p bernilai benar, maka pernyataan ~p bernilai salah. Sebaliknya bila pernyataan p bernilai salah, maka pernyataan ~p bernilai benar.
Contoh 8:
    p: Putri memakai baju putih
~p: tidak benar bahwa putri memakai baju putih, atau
~p: Putri tidak memakai baju putih
Nilai kebenaran pernyataan p tergantung realitas, jika p bernilai benar, maka ~p bernilai salah atau sebaliknya.
    q: 3 + 2 = 7…………………………………….    (S)
~q: 3 + 2 ≠ 7…………………………………....    (B)
    r: 5 + 6 ≥ 10……………………………………    (B)
~r: 5 + 6 < 10…………………………………..    (S)

Definisi :ingkaran atau negasi suatu pernyataan p adalah pernyataan ~p yang bernilai benar jika p bernilai salah dan bernilai salah jika p bernilai benar.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel kebenaran berikut ini.
P    ~p

 B    S
S    B

    KONJUNGSI
    Nilai dan Tabel Kebenaran Konjungsi
Konjungsi merupakan pernyataan majemuk dengan kata penghubung dan. Dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dalam bentuk p ˄ q disebut konjungsi dan dibaca p dan q.
Pernyataan p ˄ q disebut juga sebagai pernyataan konjungsi dan masing-masing p serta q disebut komponen (subpernyataan). Kata perakit “dan” sering kali berarti “kemudian, lantas, lalu”. Konjungsi mempunyai sifat simetrik. Jadi, p ˄ q ≡q ˄ p. “Ia masuk sekolah, meskipun sakit” tidak berbeda kebenarannya dengan “Ia sakit, meskipun masuk sekolah”.

Definisi :konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua komponennya bernilai benar.
Nilai kebenaran konjungsi disajikan dalam tabel kebenaran disamping.
P    q    p(x) ˄ q
B    B    B
B    S    B
S    B    S
S    S    S

Contoh 9:
p: Bung Hatta lahir di Sumatra Barat…………….    (B)
q: Bung Hatta meninggal di Jakarta……………...    (B)
p ˄ q: Bung Hatta lahir di Sumatra Barat dan
           meninggal di Jakarta………………………    (B)
Contoh 10:
p: Bung Hatta lahir di Sumatra Barat…………….    (B)
q: Bung Hatta meninggal di Padang……………...    (S)
p ˄ q: Bung Hatta lahir di Sumatra Barat dan
           meninggal di Padang………………………    (S)

Contoh 11:
p: Bung Hatta lahir bukan di Sumatra Barat……    (S)
q: Bung Hatta meninggal di Jakarta……………...    (B)
p ˄ q:Bung Hatta lahir bukan di Sumatra Barat
  dan meninggal di Jakarta………………….    (S)

Contoh 12:
p: Bung Hatta lahir di Jakarta……………………    (S)
q: Bung Hatta meninggal di Bogor………………    (S)
p ˄ q:Bung Hatta lahir di Jakarta dan
 meninggal di Bogor……………………….    (S)

    Lambang ˄ digunakan untuk mendefinisikan irisan dua himpunan.
A ∩ B = {x | x ∈ A ˄ x ∈ B}
    Kata-kata yang membentuk konjungsi selain dan adalah meskipun, tetapi, sedangkan, padahal, sambil, yang, juga, walaupun dan lain-lain.

    Menentukan Nilai Kebenaran Kalimat p(x) ˄ q
Apabila p(x) suatu kalimat terrbuka dan q suatu pernyataan maka dapat ditentukan nilai kebenaran kalimat p(x) ˄ q.
Contoh 13:
Tentukan nilai x agar kalimat “(2x + 1 = 11) ˄ 5 adalah bilangan prima” bernilai :
    benar                 b. salah
jawab :
p(x)    : 2x + 1 = 11
q    : 5 adalah bilangan prima…………………….    (B)
    agar kalimat p(x) ˄ q bernilai benar maka p(x) harus benar.
p(x)    : 2x + 1 = 11
          2x = 10 → x = 5
Untuk x = 5 maka p(x) : 2x + 1 = 11 bernilai benar, sehingga p(x) ˄ q bernilai salah.
X    p(x)    q    p(x) ˄ q
x = 5    B    B    B
x ≠ 5    S    B    S

    DISJUNGSI
    Nilai dan Tabel Kebenaran Disjungsi
Jika pernyataan p dan q dihubungan dengan kata hubung atau maka pernyataan p atau q disebut disjungsi, yang dinotasikan sebagai p ˅ q (baca p atau q). yang perlu diperhatikan bahwa kata “atau” itu tidak selalu sama artinya. Seperti contoh proposisi berikut ini :
“ Yasir membeli buku tulis atau pensil”

Disjungsi di atas dapat diartikan sebagai berikut :
    Yasir tidak hanya membeli salah satu, akan tetapi mungkin membeli kedua-duanya. Artinya, tidak hanya salah satu mesti benar, akan tetapi juga kedua-duanya benar. Disjungsi seperti pengertian ini  disebut disjungsi inklusif.  Dengan notasi p ˅ q.
    Yasir membeli buku tulis dan tidak membeli pensil, atau ia tidak membeli buku tulis, tetapi pensil. Artinya, salah satu mesti benar, disebut disjungsi eksklusif. Dengan notasi p ▁(˅) q. sifat eksklusif ini dalam bahasa sering ditegaskan dengan menggunakan kata-kata “salah satu” : “Yasir membeli buku tulis atau pensil, salah satu”.
    Disjungsi inklusif menyatakan komponen yang lain dapat benar dapat juga salah. Jadi, p ˅ q berarti p saja, q saja, atau p dan q benar. Disjungsi eksklusif dengan tegas menyatakan anggota yang lain pasti salah. Jadi,    p ▁(˅) q≡ (p ˅ q) ˄ (~p ˅ ~q).

Definisi :
    Disjungsi Inklusif dua pernyataan p dan q, yaitu p ˅ q bernilai benar jika salah satu atau kedua dari pernyataan p dan q bernilai benra.
p: Citra belajar Matematika
q: Citra belajar Bahasa Indonesia
P    q    p ˅ q
B    B    B
B    S    B
S    B    B
S    S    S

    Disjungsi eksklusif dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika salah satu dari pernyataan p dan q bernilai benar.
P    q    p ▁(˅) q     ≡    (p ˅ q)    ˄    (~p ˅ ~q)
B    B    S    B    S    S
B    S    B    B    B    B
S    B    B    B    B    B
S    S    S    S    S    B
        SBBS        SBBS   





    IMPLIKASI
    Nilai dan Tabel Kebenaran Implikasi
Dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dalam bentuk kalimat “jika p maka q” disebut implikasi/kondisional/pernyataan bersyarat dan dilambangkan sebagai p → q. sedangkan pernyataan p → q disebut pernyataan implikasi/kondisional.
    p → q dibaca : jika p maka q: p hanya jika q: q jika p berimplikasi q; q asal saja p.
    pernyataan p disebut anteseden/hipotesa/sebab dan q disebut konsekuen/konklusi/akibat.
    q merupakan syarat perlu bagi p: dan p merupakan syarat cukup bagi q.
    bermakna bahwa “tidak benar bahwa p terjadi tetapi q tidak terjadi”. Ditulis dengan lambang ~(p ˄ ~q).

Definisi : Implikasidua pernyataan p → q bernilai salah hanya jika p bernilai benar disertai q bernilai salah.
Tabel kebenaran implikasi
P    q    p → q       ≡ ~(p ˄ ~q)
B    B    B    B    S
B    S    S    S    B
S    B    B    B    S
S    S    B    B    B

Contoh 14:
    jika 9 adalah bilangan prima, maka hari ini akan hujan.
    Jika saya memilih jurusan IPA, maka nilai rata-rata bidang studi MIPA sekurang-kurangnya 8.



Macam-macam implikasi :
    Implikasi logis : konsekuen secara logis dapat disimpulkan dari anteseden.
    Jika semua bilangan bulat adalah rasional, maka 5 adalah bilangan rasional.
    Kalau semua manusia bisa sedih, maka saya pun bisa sedih.
    Implikasi definisional : konsekuen pada implikasi ini dapat disimpulkan dari antaseden, yaitu mengacu pada suatu definisi yang berlaku.
    Jika bangun geometri ABCD adalah persegi, maka sisi-sisi yang sehadap adalah sejajar dan sama panjang.
    Kalau Yusuf seorang purnawirawan, maka ia pernah jadi anggota salah satu angkatan (TNI atau POLRI).
    Implikasi empirik atau kausal : implikasi yang diketahui berdasarkan pengamatan empirik. Implikasi ini banyak terdapat dalam ilmu pengetahuan.
    Kalau panas air mencapai 100°C, maka air mendidih. Konsekuen: “air mendidih” hanya dapat diketahui melalui pengamatan empirik.
    Implikasi intensional atau desisional. Misalnya seorang anak (siswa SMA) berkata kepada orang tuanya: “kalau ayah tidak membelikan motor, maka saya akan berhenti sekolah! “Konsekuen: “berhenti sekolah” merupakan keputusan sang anak.

    BIIMPLIKASI (BIKONDISIONAL)
    Nilai dan Tabel Kebenaran Biimplikasi
Dua pernyataan p dan q jika dinyatakan dengan lambang p ↔ q  disebut biimplikasi bikondisional atau pernyataan bersyarat ganda). Notasi pernyataan p ↔ q yang mengandung makna bahwa p → q  benar dan juga q→p benar.

Definisi : biimplikasi dua pernyataan p dan q, yaitup ↔ q bernilai benar jika p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama.

Tabel kebenaran biimplikasi
p    q    p ↔ q
B    B    B
B    S    S
S    B    S
S    S    B


    PERNYATAAN MAJEMUK YANG EKUIVALEN
Dua pernyataan majemuk p dan q dikatakan ekuivalen dan ditulis p ≡qjika dan hanya jika p dan q mempunyai nilai kebenaran yang sama.
Sifat-sifat pernyataan ekuivalen (equivalensi logis) adalah :
    p ≡p
    jika p ≡qmaka q≡p
    jika p ≡q dan q ≡rmaka p ≡r
Contoh 15:
Tunjukkan dengan tabel kebenaran bahwa :
p → (q → r) ekuivalen dengan (p ˄ q) → r.
jawab :
harus tunjukkan bahwa (p → (q → r) ≡(p ˄ q) → r)
p    q    R    q → r    p → (q → r)    (p ˄ q)    (p ˄ q) → r
B    B    B    B    B    B    B
B    B    S    S    S    B    S
B    S    B    B    B    S    B
B    S    S    B    B    S    B
S    B    B    B    B    S    B
S    B    S    S    B    S    B
S    S    B    B    B    S    B
S    S    S    B    B    S    B


    NEGASI (INGKARAN) PERNYATAAN MAJEMUK
Pada bagian awal pelajaran logika kita telah mengetahui bahwa ingkaran dari pernyataan p adalah ~p.
p    ~p
B    S
S    B

Contoh 16:
    Ingkaran dari 5 < 8 adalah 5 ≥ 8
    Ingkaran dari 2 + 3 ≠ 5 adalah 2 + 3 = 5

    KONVERS, INVERS, DAN KONTRAPOSISI
Definisi :
Konvers dari implikasi p → q adalah q → p
Invers dari implikasi p → q adalah ~p → ~q
Kontraposisi dari implikasi p → q adalah ~q → ~p

Contoh 17:
Buatlah konvers, invers, kontraposisi, dan ingkaran dari implikasi “jika hari hujan, maka matahari tidak bersinar”.
Jawab :
p    : hari hujan
q: matahari bersinar
maka ~q: matahari tidak bersinar
sehingga implikasi semula adalah p → ~q
Implikasi    Konvers    Invers    Kontraposisi    Ingkaran
p → ~q    ~q → p    ~p → q    q → ~p    p ˄ q

    PERNYATAAN BERKUANTOR
Kuantor adalah suatu lambang yang menunjukan generalisasi suatu kalimat terbuka. Ada dua macam kuantor, yaitu Kuantor eksistensial dan kuantor universal.
    Kuantor Eksistensial
Kuantor sebagian (beberapa, ada) merupakan suatu pernyataan yang menggambarkan bahwa beberapa yang tidak seharusnya setiap objek atau masalah memenuhi syarat tertentu.
Kuantor eksistensial dilambangkan dengan ∃x dibaca “ada suatu x sehingga berlaku….”. jika P(x) adalah suatu kalimat terbuka, maka (∃x) P(x).

Contoh 18:
Benar atau salahnya pernyataan berkuantor
(∃x∈R)(2x + 1 > 5).
Jawab :
(∃x)(2x + 1 > 5) mempunyai arti “ ada suatu x sehingga berlaku 2x + 1 > 5. Jelas ini merupakan pernyataan yang benar,  karena kita dapat menemukan x yang memenuhi pertidaksamaan 2x + 1 > 5, misalnya x = 3.

    Kuantor Universal
Kuantor “semua” merupakan suatu persyaratan yang menggambarkan bahwa setiap objek atau masalah memenuhi syarat tertentu.
Kuantor universal dilambangkan dengan ∀x dibaca “ untuk semua x atau untuk setiap x berlaku…..”. jika P(x) adalah suatu kalimat terbuka, maka (∀x)P(x).

Contoh 19:
Benar atau salahkah pernyataan berkuantor
(∀x)(2x+1>5).
Jawab :
(∀x)(2x+1>5) mempunyai arti “untuk semua x berlaku 2x + 1 > 5”. Jelas ini merupakan pernyataan yang salah, karena kita dapat menemukan x yang tidak memenuhi pertidaksamaan 2x + 1 > 5, misalnya x = 1.

    Ingkaran suatu Pernyataan Berkuantor
Ingkaran Kuantor Universal
Misalkan ada pernyataan :
p: semua bilangan prima adalah ganjil.
Jika kita dapat menemukan paling sedikit 1 bilangan prima yang tidak ganjil, maka pernyataan p di atas salah. Dengan demikian, ingkaran dari semua x bersifat A, adalah
‘ ada (paling sedikit satu) x tidak bersifat A’.
Jadi, ingkaran dari kuantor universal adalah kuantor eksistensial. Secara simbolik dapat ditulis: ~[(∀x) P(x)]=(∃x)[~P(x)]

Ingkaran Kuantor Eksistensi
Karena ingkaran kuantor universal adalah kuantor eksistensial, maka ingkaran kuantor eksistensial adalah kuantor universal.
Sebagai contoh, pernyataan : ‘ada siswa kelas x yang tidak masuk sekolah’ dapat dipatahkan (diingkar) dengan pernyataan ‘semua siswa kelas x masuk sekolah’.
Secara simbolik dapat ditulis: ~[(∃x) P(x)]=(∀x)[~P(x)]




    PENARIKAN KESIMPULAN
Pada umumnya penarikan kesimpulan suatu argumen dimulai dari ditentukannya himpunan pernyataan tunggal atau pernyataan majemuk yang saling berelasi, dan telah diketahui kebenarannya, kemudian dapat diturunkan suatu pernyataan tunggal atau pernyataan majemuk.
Himpunan pernyataan tunggal atau pernyataan majemuk yang ditentukan (diketahui) disebut premis. Pernyataan tunggal atau pernyataan majemuk yang diturunkan dari premis-premiss disebut kesimpulan (konklusi). Kumpulan satu atau lebih premis yang sudah dibuktikan kebenarannya dan satu konklusi yang diturunkan dari premis-premisnya disebut argumen.
Suatu argumen dikatakan sah (valid) jika dapat dibuktikan bahwa argumen itu merupakan suatu tautologi untuk semua nilai kebenaran premis-premisnya. Metode yang sederhana untuk membuktikan suatu argumen yang sah (valid) adalah dengan bantuan tabel kebenaran.
Pola penarikan kesimpulan disajikan dengan bentuk.
Premis (1)        p1
Premis (2)        p2
Premis (3)        p3
………...        …
(premis (n))/(∴Klonklusi)        p_n/(∴k)
(p1 ˄ p2 ˄ p3 … ˄ pn) → k merupakan tautologi. Tautologi adalah pernyataan yang selalu bernilai benar.

Berbagai pola penarikan kesimpulan yang sah akan disajikan dibawah ini :
    Modus Ponens
Bentuk argumen Modus Ponens adalah :
Premis 1 : p → q    (suatu pernyaataan yang benar), dan
(premis 2∶p           (suatu pernyataan yang benar))/(konklusi∶q            (suatu pernyataan yang benar))
    Modus Tolens
Bentuk argumen modus tolens sebagai berikut:
Premis 1  : p → q(benar)
(premis 2∶~q       (benar))/(Konklusi∶~p      (benar))

    Silogisme
Premis 1  : p → q(benar)
(premis 2∶q→r       (benar))/(Konklusi∶p →r      (benar))

    Silogisme
Premis 1    : p ˅ q(B)
(premis 2   ∶~q               (B))/(Konklusi   ∶p                  (B))

    Dilema Konstruktif (kombinasi dua argumen modus ponens)
Premis 1 :    (p → q) ˄ (r → s)    (B)
Premis 2 :    p ˅ r            (B)
Konklusi :    q ˅ s            (B)

    Dilema Destruktif (kombinasi dua argumen modus tolens)
Premis 1 :    (p → q) ˄ (r → s)    (B)
Premis 2 :    ~q ˅ ~s        (B)
Konklusi :    ~p ˅ r            (B)

    Konjunngsi
premis 1 :    p            (B)
premis 2 :    q            (B)
konklusi :    p ˄ q            (B)

    Penambahan (Addition)
Premis 1 :    p            (B)
Konklusi :    p ˅ q            (B)


    BUKTI DALAM MATEMATIKA
    Bukti Tak Langsung
Membuktikan kebenaran dengan memperhatikan bahwa kebenaran ini adalah akibat pernyataan lain yang telah diterima sebagai hal yang benar (definisi, aksioma, dan asumsi lainnya) dari dalil yang telah dibuktikan.
Sebagai contoh buktikan bahwa :
a2 + b2 = (a+b)2 – 2ab
bukti ;
a2 + b2    = a2 + 2ab + b2 – 2ab            (2ab – 2ab = 0)
        = (a+b)2 = 2ab            (perngkuadratan)

    Induksi Matematika
Jika kita akan menjumlahkan bilangan ganjil berikut ini :
1 + 3 + 5 + 7 + 9 + … sampai dengan 100 suku, maka untuk mempermudah perhitungan, kita buat pola sebagai berikut :
S1    = 1                = 1 = 12
S2    = 1 + 3            = 4 = 22
S3    = 1 + 3 + 5            = 9 = 32
S4    = 1 + 3 + 5 + 7        = 16 = 42
S5    = 1 + 3 + 5 + 7 + 9        = 25 = 52
Secara umum akan diperoleh kesimpulan bahwa Sn = n2 sehingga 1 + 3 + 5 + 7 + … + (2n – 1) = n2.


BAB III
PENUTUP

Ketika seorang ahli matematikan akan membuktikan atau memutuskan situasi yang dihadapi, maka ia harus menggunakan sistem logika. Demikian pula hanya dengan para programer komputer, tidak lepas dari kaidah-kaidah logika. Logika adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran.
Dimana ingkaran atau negasi suatu pernyataan p adalah pernyataan ~p yang bernilai benar jika p bernilai salah dan bernilai salah jika p bernilai benar. konjungsi dua pernyataan p dan q bernilai benar hanya jika kedua komponennya bernilai benar.Konvers dari implikasi p → q adalah q → p
Invers dari implikasi p → q adalah ~p → ~q Kontraposisi dari implikasi p → q adalah ~q → ~p.

Minggu, 16 November 2014

TAKDIR MANUSIA TELAH DITETAPKAN

Dari Abu 'Abdirrahman Abdullah bin Mas'ud radhiallahu 'anh, dia berkata : bahwa Rasulullah telah bersabda, "Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi 'Alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi Mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 kata : Rizki, Ajal, Amal dan Celaka/bahagianya. maka demi Alloh yang tiada Tuhan selainnya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.
[Bukhari no. 3208, Muslim no. 2643]
Intisari
Kalimat, “Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya ” maksudnya yaitu Air mani yang memancar kedalam rahim, lalu Allah pertemukan dalam rahim tersebut selama 40 hari. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa dia menafsirkan kalimat diatas dengan menyatakan, “Nutfah yang memancar kedalam rahim bila Allah menghendaki untuk dijadikan seorang manusia, maka nutfah tersebut mengalir pada seluruh pembuluh darah perempuan sampai kepada kuku dan rambut kepalanya, kemudian tinggal selama 40 hari, lalu berubah menjadi darah yang tinggal didalam rahim. Itulah yang dimaksud dengan Allah mengumpulkannya” Setelah 40 hari Nutfah menjadi ‘Alaqah (segumpal darah)

Kalimat, “kemudian diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya” yaitu Malaikat yang mengurus rahim

Kalimat "Sesungguhnya ada seseorang diantara kamu melakukan amalan ahli surga........" secara tersurat menunjukkan bahwa orang tersebut melakukan amalan yang benar dan amal itu mendekatkan pelakunya ke surga sehingga dia hampir dapat masuk ke surga kurang satu hasta. Ia ternyata terhalang untuk memasukinya karena taqdir yang telah ditetapkan bagi dirinya di akhir masa hayatnya dengan melakukan perbuatan ahli neraka. Dengan demikian, perhitungan semua amal baik itu tergantung pada apa yang telah dilakukannya. Akan tetapi, bila ternyata pada akhirnya tertutup dengan amal buruk, maka seperti yang dikatakan pada sebuah hadits: "Segala amal perbuatan itu perhitungannya tergantung pada amal terakhirnya." Maksudnya, menurut kami hanya menyangkut orang-orang tertentu dan keadaan tertentu. Adapun hadits yang disebut oleh Imam Muslim dalam Kitabul Iman dari kitab shahihnya bahwa Rasulullah berkata: " Seseorang melakukan amalan ahli surga dalam pandangan manusia, tetapi sebenarnya dia adalah ahli neraka." Menunjukkan bahwa perbuatan yang dilakukannya semata-mata untuk mendapatkan pujian/popularitas. Yang perlu diperhatikan adalah niat pelakunya bukan perbuatan lahiriyahnya, orang yang selamat dari riya' semata-mata karena karunia dan rahmat Allah Ta'ala.

Kalimat " maka demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya ada seseorang diantara kamu melakukan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Alloh lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. " Maksudnya bahwa, hal semacam ini bisa saja terjadi namun sangat jarang dan bukan merupakan hal yang umum. Karena kemurahan, keluasan dan rahmat Allah kepada manusia. Yang banyak terjadi manusia yang tidak baik berubah menjadi baik dan jarang orang baik menjadi tidak baik.

Firman Allah, “Rahmat-Ku mendahului kemurkaan-Ku” menunjukkan adanya kepastian taqdir sebagaimana pendirian ahlussunnah bahwa segala kejadian berlangsung dengan ketetapan Allah dan taqdir-Nya, dalam hal keburukan dan kebaikan juga dalam hal bermanfaat dan berbahaya. Firman Allah, QS. Al-Anbiya’ : 23, “Dan Dia tidak dimintai tanggung jawab atas segala tindakan-Nya tetapi mereka akan dimintai tanggung jawab” menyatakan bahwa kekuasaan Allah tidak tertandingi dan Dia melakukan apa saja yang dikehendaki dengan kekuasaa-Nya itu.

Imam Sam’ani berkata : “Cara untuk dapat memahami pengertian semacam ini adalah dengan menggabungkan apa yang tersebut dalam Al Qur’an dan Sunnah, bukan semata-mata dengan qiyas dan akal. Barang siapa yang menyimpang dari cara ini dalam memahami pengertian di atas, maka dia akan sesat dan berada dalam kebingungan, dia tidak akan memperoleh kepuasan hati dan ketentraman. Hal ini karena taqdir merupakan salah satu rahasia Allah yang tertutup untuk diketahui oleh manusia dengan akal ataupun pengetahuannya. Kita wajib mengikuti saja apa yang telah dijelaskan kepada kita tanpa boleh mempersoalkannya. Allah telah menutup makhluk dari kemampuan mengetahui taqdir, karena itu para malaikat dan para nabi sekalipun tidak ada yang mengetahuinya”.

Ada pendapat yang mengatakan : “Rahasia taqdir akan diketahui oleh makhluk ketika mereka menjadi penghuni surga, tetapi sebelumnya tidak dapat diketahui”.

Beberapa Hadits telah menetapkan larangan kepada seseorang yang tdak mau melakukan sesuatu amal dengan alasan telah ditetapkan taqdirnya. Bahkan, semua amal dan perintah yang tersebut dalam syari’at harus dikerjakan. Setiap orang akan diberi jalan yang mudah menuju kepada taqdir yang telah ditetapkan untuk dirinya. Orang yang ditaqdirkan masuk golongan yang beruntung maka ia akan mudah melakukan perbuatan-perbuatan golongan yang beruntung sebaliknya orang-orang yang ditaqdirkan masuk golongan yang celaka maka ia akan mudah melakukan perbuatan-perbuatan golongan celaka sebagaimana tersebut dalam Firman Allah :
“Maka Kami akan mudahkan dia untuk memperoleh keberuntungan”.
(QS.Al-Lail:7)

“Kemudian Kami akan mudahkan dia untuk memperoleh kesusahan”.
(QS.Al-Lail:10)

Para ulama berkata : “Al Qur’an, lembaran, dan penanya, semuanya wajib diimani begitu saja, tanpa mempersoalkan corak dan sifat dari benda-benda tersebut, karena hanya Allah yang mengetahui”.

Allah berfirman : “Manusia tidak sedikit pun mengetahui ilmu Allah, kecuali yang Allah kehendaki”.(QS. Al Baqarah : 255)

RUKUN ISLAM

Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab radhiallahu 'anhuma berkata : saya mendengar Rasulullah bersabda: "Islam didirikan diatas lima perkara yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah secara benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke baitullah dan berpuasa pada bulan ramadhan".
Intisari
Abul ‘Abbas Al-Qurtubi berkata : “Lima hal tersebut menjadi asas agama Islam dan landasan tegaknya Islam. Lima hal tersebut diatas disebut secara khusus tanpa menyebutkan Jihad (Padahal Jihad adalah membela agama dan mengalahkan penentang-penentang yang kafir) Karena kelima hal tersebut merupakan kewajiban yang abadi, sedangkan jihad merupakan salah satu fardhu kifayah, sehingga pada saat tertentu bisa menjadi tidak wajib.

Pada beberapa riwayat disebutkan, Haji lebih dahulu dari Puasa Romadhon. Hal ini adalah keraguan perawi. Wallahu A’lam (Imam Muhyidin An Nawawi dalam mensyarah hadits ini berkata, “Demikian dalam riwayat ini, Haji disebutkan lebih dahulu dari puasa. Hal ini sekedar tertib dalam menyebutkan, bukan dalam hal hukumnya, karena puasa ramadhon diwajibkan sebelum kewajiban haji. Dalam riwayat lain disebutkan puasa disebutkan lebih dahulu daripada haji”) Oleh karena itu, Ibnu Umar ketika mendengar seseorang mendahulukan menyebut haji daripada puasa, ia melarangnya lalu ia mendahulukan menyebut puasa daripada haji. Ia berkata : “Begitulah yang aku dengar dari Rosululloh ”

Pada salah satu riwayat Ibnu ‘Umar disebutkan “Islam didirikan atas pengakuan bahwa engkau menyembah Allah dan mengingkari sesembahan selain-Nya dan melaksanakan Sholat….” Pada riwayat lain disebutkan : seorang laki-laki berkata kepada Ibnu ‘Umar, “Bolehkah kami berperang ?” Ia menjawab : “Aku mendengar Rosululloh bersabda, “Islam didirikan atas lima hal ….” Hadits ini merupakan dasar yang sangat utama guna mengetahui agama dan apa yang menjadi landasannya. Hadits ini telah mencakup apa yang menjadi rukun-rukun agama.

IMAN, ISLAM, DAN IHSAN

Dari Umar bin Al-Khathab radhiallahu 'anh, dia berkata: ketika kami tengah berada di majelis bersama Rasulullah pada suatu hari, tiba-tiba tampak dihadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Lalu ia duduk di hadapan Rasulullah dan menyandarkan lututnya pada lutut Rasulullah dan meletakkan tangannya diatas paha Rasulullah, selanjutnya ia berkata," Hai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam " Rasulullah menjawab,"Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Alloh dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Alloh, engkau mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Romadhon dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya." Orang itu berkata,"Engkau benar," kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang Iman" Rasulullah menjawab,"Engkau beriman kepada Alloh, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk" Orang tadi berkata," Engkau benar" Orang itu berkata lagi," Beritahukan kepadaku tentang Ihsan" Rasulullah menjawab,"Engkau beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu." Orang itu berkata lagi,"Beritahukan kepadaku tentang kiamat" Rasulullah menjawab," Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya." selanjutnya orang itu berkata lagi,"beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya" Rasulullah menjawab," Jika hamba perempuan telah melahirkan tuan puterinya, jika engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, tidak berbaju, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan bangunan." Kemudian pergilah ia, aku tetap tinggal beberapa lama kemudian Rasulullah berkata kepadaku, "Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya itu?" Saya menjawab," Alloh dan Rosul-Nya lebih mengetahui" Rasulullah berkata," Ia adalah Jibril, dia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agama kepadamu"
[Muslim no. 8]
Intisari
Hadits ini sangat berharga karena mencakup semua fungsi perbuatan lahiriah dan bathiniah, serta menjadi tempat merujuk bagi semua ilmu syari’at dan menjadi sumbernya. Oleh sebab itu hadits ini menjadi induk ilmu sunnah.

Hadits ini menunjukkan adanya contoh berpakaian yang bagus, berperilaku yang baik dan bersih ketika datang kepada ulama, orang terhormat atau penguasa, karena jibril datang untuk mengajarkan agama kepada manusia dalam keadaan seperti itu.
Kalimat “ Ia meletakkan kedua telapak tangannya diatas kedua paha beliau, lalu ia berkata : Wahai Muhammad…..” adalah riwayat yang masyhur. Nasa’i meriwayatkan dengan kalimat, “Dan ia meletakkan kedua tangannya pada kedua lutut Rasulullah….” Dengan demikian yang dimaksud kedua pahanya adalah kedua lututnya.

Dari hadits ini dipahami bahwa islam dan iman adalah dua hal yang berbeda, baik secara bahasa maupun syari’at. Namun terkadang, dalam pengertian syari’at, kata islam dipakai dengan makna iman dan sebaliknya.
Kalimat, “Kami heran, dia bertanya tetapi dia sendiri yang membenarkannya” mereka para shahabat Rasulullah menjadi heran atas kejadian tersebut, karena orang yang datang kepada Rasulullah hanya dikenal oleh beliau dan orang itu belum pernah mereka ketahui bertemu dengan Rasulullah dan mendengarkan sabda beliau. Kemudian ia mengajukan pertanyaan yang ia sendiri sudah tahu jawabannya bahkan membenarkannya, sehingga orang-orang heran dengan kejadian itu.

Kalimat, “Engkau beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, dan kepada kitab-kitab-Nya….” Iman kepada Allah yaitu mengakui bahwa Allah itu ada dan mempunyai sifat-sifat Agung serta sempurna, bersih dari sifat kekurangan,. Dia tunggal, benar, memenuhi segala kebutuhan makhluk-Nya, tidak ada yang setara dengan Dia, pencipta segala makhluk, bertindak sesuai kehendak-Nya dan melakukan segala kekuasaan-Nya sesuai keinginan-Nya.
Iman kepada Malaikat, maksudnya mengakui bahwa para malaikat adalah hamba Allah yang mulia, tidak mendahului sebelum ada perintah, dan selalu melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya.
Iman kepada Para Rasul Allah, maksudnya mengakui bahwa mereka jujur dalam menyampaikan segala keterangan yang diterima dari Allah dan mereka diberi mukjizat yang mengukuhkan kebenarannya, menyampaikan semua ajaran yang diterimanya, menjelaskan kepada orang-orang mukalaf apa-apa yang Allah perintahkan kepada mereka. Para Rasul Allah wajib dimuliakan dan tidak boleh dibeda-bedakan.
Iman kepada hari Akhir, maksudnya mengakui adanya kiamat, termasuk hidup setelah mati, berkumpul dipadang Mahsyar, adanya perhitungan dan timbangan amal, menempuh jembatan antara surga dan neraka, serta adanya Surga dan Neraka, dan juga mengakui hal-hal lain yang tersebut dalam Qur’an dan Hadits Rosululloh.
Iman kepada taqdir yaitu mengakui semua yang tersebut diatas, ringkasnya tersebut dalam firman Allah QS. Ash-Shaffaat : 96, “Allah menciptakan kamu dan semua perbuatan kamu” dan dalam QS. Al-Qamar : 49, “Sungguh segala sesuatu telah kami ciptakan dengan ukuran tertentu” dan di ayat-ayat yang lain. Demikian juga dalam Hadits Rasulullah, Dari Ibnu Abbas, “Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan suatu keuntungan kepadamu, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang Allah telah tetapkan pada dirimu. Sekiranya merekapun berkumpul untuk melakukan suatu yang membahayakan dirimu, niscaya tidak akan membahayakan dirimu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Segenap pena diangkat dan lembaran-lembaran telah kering”

Para Ulama mengatakan, Barangsiapa membenarkan segala urusan dengan sungguh-sungguh lagi penuh keyakinan tidak sedikitpun terbersit keraguan, maka dia adalah mukmin sejati.
Kalimat, “Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya….” Pada pokoknya merujuk pada kekhusyu’an dalam beribadah, memperhatikan hak Allah dan menyadari adanya pengawasan Allah kepadanya serta keagungan dan kebesaran Allah selama menjalankan ibadah.

Kalimat, “Beritahukan kepadaku tanda-tandanya ? sabda beliau : Budak perempuan melahirkan anak tuannya” maksudnya kaum muslimin kelak akan menguasai negeri kafir, sehingga banyak tawanan, maka budak-budak banyak melahirkan anak tuannya dan anak ini akan menempati posisi majikan karena kedudukan bapaknya. Hal ini menjadi sebagian tanda-tanda kiamat. Ada juga yang mengatakan bahwa itu menunjukkan kerusakan umat manusia sehingga orang-orang terhormat menjual budak yang menjadi ibu dari anak-anaknya, sehingga berpindah-pindah tangan yang mungkin sekali akan jatuh ke tangan anak kandungnya tanpa disadarinya.

Hadits ini juga menyatakan adanya larangan berlomba-lomba membangun bangunan yang sama sekali tidak dibutuhkan. Sebagaimana sabda Rasulullah,” Anak adam diberi pahala untuk setiap belanja yang dikeluarkannya kecuali belanja untuk mendirikan bangunan”

Kalimat, “Penggembala Domba” secara khusus disebutkan karena merekalah yang merupakan golongan badui yang paling lemah sehingga umumnya tidak mampu mendirikan bangunan, berbeda dengan para pemilik onta yang umumnya orang terhormat.
Kalimat, “Saya tetap tinggal beberapa lama” maksudnya Umar radhiallahu 'anh tetap tinggal ditempat itu beberapa lama setelah orang yang bertanya pergi, dalam riwayat yang lain yang dimaksud tetap tinggal adalah Rosululloh.

Kalimat, “Ia datang kepada kamu sekalian untuk mengajarkan agamamu” maksudnya mengajarkan pokok-pokok agamamu, demikian kata Syaikh Muhyidin An Nawawi dalam syarah shahih muslim. Isi hadits ini yang terpenting adalah penjelasan islam, iman dan ihsan, serta kewajiban beriman kepada Taqdir Allah Ta'ala.

Sesungguhnya keimanan seseorang dapat bertambah dan berkurang, QS. Al-Fath : 4, “Untuk menambah keimanan mereka pada keimanan yang sudah ada sebelumnya”. Imam Bukhari menyebutkan dalam kitab shahihnya bahwa ibnu Abu Mulaikah berkata, “Aku temukan ada 30 orang shahabat Rasulullah yang khawatir ada sifat kemunafikan dalam dirinya. Tidak ada seorangpun dari mereka yang berani mengatakan bahwa ia memiliki keimanan seperti halnya keimanan Jibril dan Mikail ‘alaihimus salaam”

Kata iman mencakup pengertian kata islam dan semua bentuk ketaatan yang tersebut dalam hadits ini, karena semua hal tersebut merupakan perwujudan dari keyakinan yang ada dalam bathin yang menjadi tempat keimanan. Oleh karena itu kata Mukmin secara mutlak tidak dapat diterapkan pada orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar atau meninggalkan kewajiban agama, sebab suatu istilah harus menunjukkan pengertian yang lengkap dan tidak boleh dikurangi, kecuali dengan maksud tertentu. Juga dibolehkan menggunakan kata Tidak beriman sebagaimana pengertian hadits Rasulullah, “Seseorang tidak berzina ketika dia beriman dan tidak mencuri ketika dia beriman” maksudnya seseorang dikatakan tidak beriman ketika berzina atau ketika dia mencuri.

Kata islam mencakup makna iman dan makna ketaatan, syaikh Abu ‘Umar berkata, “kata iman dan islam terkadang pengertiannya sama terkadang berbeda. Setiap mukmin adalah muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin” ia berkata, “pernyataan seperti ini sesuai dengan kebenaran” Keterangan-keterangan Al-Qur’an dan Assunnah berkenaan dengan iman dan islam sering dipahami keliru oleh orang-orang awam. Apa yang telah kami jelaskan diatas telah sesuai dengan pendirian jumhur ulama ahli hadits dan lain-lain. Wallahu a’lam